Pipiet Senja
Seseakun ortu Thaller menulis status. Untuk memastikan diagnosa cek HB Analisa.
Dan itu maaf ya saya sebagai Penyintas Thallasemia. Merasa tak nyaman dengan kata akhir Anda. “Kalau thallasemia, naudzubillahi min dzalik!”
Begitukah?
Sampai tersedak saat baca status macam itu. Bubur ayam, cireng, etah ngadadak mecleng euy!
Memangnya kalau Thaller harus begitu ditakuti, sehingga seperti mengusir makhluk halus segala?
Kami tidak minta jadi anak cacat genetik loh, Bapak dan Ibu yang tercinta!
Emak dan Bapak saya sejak awal bisa mengingat, hingga akhir hayat mereka.
Tak pernah sekalipun mereka menyesal punya anak thaller, seperti saya dan dua adik.
Bagi saya Thallasemia merupakan anugerah Ilahi yang sangat patut disyukuri.
Jika bukan karena cacat genetik, kelainan darah bawaan ini. Belum tentu saya menjadi seorang penulis. Berkelana ke belasan negara dengan karya.
Umroh dua kali dan berhaji sekali, semua hadiah terindah dari mereka yang menyayangi saya.
Berkat karya-karya yang pernah terlahir di rumah sakit, Bestie.
Sebagian besar karya saya memang berproses dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.
Ya Robbana….
Sungguh kondisi apapun kita wajib menerima ikhlas dan mensyukurinya. Tak semata mata Allah Swt menurunkan ujianNya, jika tidak disertai hikmahNya pula.
Hati-hatilah kalau bicara dan bikin status. Jujur saja, saya sangat terkejut plus tersinggung jika dianggap: buruk sekali keberadaan kami hingga wajib di- naudzubillahi min dzalik! (*)
Coba cek apa makna naudzubillahi min dzalik!