Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Bocil Red Sparks Tumbang, Mega Nonton

March 5, 2025 19:29
IMG-20250305-WA0106

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

HATIPENA.COM – Di medan pertempuran, strategi itu segalanya. Kadang menyerang habis-habisan, kadang mundur taktis. Red Sparks memilih yang kedua. Mereka melepas laga ini seperti pendekar yang tahu diri, mending duduk minum kopi liberika dari beradu pedang sia-sia.

Lawan mereka? IBK Altos. Turun dengan prajurit terbaik, siap menghabisi siapa pun yang berani menatap mata mereka. Sementara itu, Red Sparks malah menurunkan bocil-bocil akademi. Pemain utama? Duduk manis di bangku cadangan, mungkin sambil ngemil kacang.

Laga dimulai. Lee Seonwoo, Jeon Dabin, Lee Yedam, dan Park Hye Min mencoba memberi perlawanan. Tapi ada satu masalah besar, di seberang sana berdiri Victoria Danchak, sang monster pemakan bocil. Smash-nya seperti kilatan petir di malam hujan, tak bisa ditahan.

Megawati hanya bisa menatap dari tepi lapangan. Mungkin dalam hati berkata, “Sabar, adik-adik, ini bagian dari pendidikan.” Sementara Koheejin di pinggir lapangan hanya bisa geleng-geleng kepala, mirip pendekar tua yang tahu murid-muridnya masih perlu banyak makan nasi. Set ini Red Force kalah 17-25.

Tak ada perubahan strategi. Koheejin tetap mempertahankan bocil-bocilnya di medan laga. Sementara IBK? Tetap mengandalkan Victoria dan Lee Soyoung, sang mantan kapten Red Sparks. Ya, ini seperti mantan kekasih yang datang di hari pernikahan, lalu bilang, “Lihat, aku lebih bahagia tanpamu.”

Prajurit Red Sparks hanya bisa bertahan. Lawan menyerang dari kiri, kanan, atas, bawah. Koheejin? Hanya bisa berdiri seperti pertapa yang sudah tahu takdirnya. Para senior di bangku cadangan? Menatap kosong, mungkin sambil berpikir, “Untung kita nggak main.”

Skor akhir, 25-17. Lagi-lagi Red Sparks jadi bulan-bulanan.

Set ketiga, harapan muncul. Red Sparks seperti menemukan tenaga dalam. Seonwoo dan Dabin memimpin 6-9, lalu 10-14. Ada harapan. Ada cahaya di ujung lorong. Tapi lorong itu ternyata jebakan.

IBK mengejar 17-19. Koheejin langsung minta time out, membisikkan mantra rahasia, “Jangan takut, lawan!” Bocil-bocil pun kembali bertarung. Smash Hye Min membawa mereka unggul 17-20. Tapi IBK bukan tim ecek-ecek. Mereka merapatkan barisan. 19-21. 21-22.

Saat itulah, Dabin yang sempat jadi pahlawan malah melakukan smash keluar. Skor 22-22. Seonwoo menyusul, gagal mengeksekusi, 23-23. Dabin sempat memberi match point, 23-24, tapi lagi-lagi Seonwoo membuat kesalahan.

Smash terakhir dari Victoria menutup laga. Skor 26-24. Red Sparks kalah 3-0.

Meski kalah, posisi Red Sparks di klasemen tak berubah. Mereka tetap duduk manis di peringkat kedua. Para senior tetap aman, para bocil mendapat pengalaman berharga.

Koheejin? Mungkin malam ini dia akan termenung di balkon, menatap bulan, sambil berpikir, “Semoga di laga berikutnya kita main beneran.”

Red Force sengaja menurunkan bocil, karena sudah memastikan ke babak playoff atau semifinal. Pemain inti seperti Megawati, Yeom Hye Seon, Jung Hoyoung, Pyo Seungju, dan ehem..Nohran disimpan. Koheejin tak mau pemain utamanya mengalami nasib sama seperti Vanja Bukilic dan Park Eunjin yang masih cedera.

Oke, wak. Sing penting semua aman. Minum kopi habis buka puasa menang sedap. Encer..ei..(*)

#camanewak