“Permintaan Orang Tolol Sedunia? “
Oleh : Kuldip Singh
Founder Jardy Institut
HATIPENA.COM – Mari kita bandingkan dua hal yang sedang ramai.
Pertama, ajakan yang viral di media sosial mengenai aksi rakyat menuntut pembubaran DPR pada 25 Agustus 2025. Ajakan ini oleh Ahmad Sahroni, anggota DPR dari Nasdem, dilabeli sebagai “permintaan orang tolol sedunia”.
Kedua, usulan anggota DPR lain agar KAI menyediakan gerbong khusus merokok di kereta jarak jauh. Padahal regulasi nasional mewajibkan transportasi publik bebas rokok.
Lalu, mana yang sebenarnya lebih pantas dicap tolol?
Pembubaran DPR: Sah Secara Konstitusi, Ekspresi Kedaulatan Rakyat
Menyebut gagasan pembubaran DPR sebagai tolol jelas keliru.
- Preseden sejarah ada. Presiden Soekarno pernah membubarkan DPR lewat Dekrit 5 Juli 1959.
- Kedaulatan rakyat. DPR bahkan Presiden bisa dicopot jika rakyat berkehendak, seperti Soeharto tahun 1998.
- Rakyat yang memilih. Anggota DPR lahir dari suara rakyat, bukan semata parpol.
- Digaji rakyat. 80 persen APBN dari pajak. Wajar jika rakyat menagih, menegur, bahkan menolak DPR yang tak bekerja.
Jadi, pembubaran DPR bukan “tolol”, melainkan jeritan kekecewaan rakyat pada parlemen yang sibuk memperkaya diri ketimbang memperjuangkan rakyat.
Gerbong Merokok: Gagasan yang Benar-Benar Absurd
Sebaliknya, usulan menghadirkan gerbong merokok di kereta api justru benar-benar tolol.
- Aturan sudah jelas. Kereta adalah kawasan tanpa rokok, sesuai UU Kesehatan dan PP 109/2012.
- Dunia sudah meninggalkan. Dulu memang ada “smoking carriage” di Eropa atau Amerika, tapi sejak lama dihapus.
- Kemunduran. Menghidupkan gerbong rokok di 2025 sama saja membawa kereta kembali ke abad 19.
Kesimpulan: Siapa yang Tolol?
- Bubarin DPR? Itu sah secara sejarah, konstitusional, dan merupakan ekspresi kekecewaan rakyat.
- Gerbong merokok? Itulah gagasan tolol sedunia: absurd, tak relevan, dan bertentangan dengan regulasi maupun akal sehat publik.
Jadi, sebaiknya DPR tak perlu alergi kritik rakyat. Karena kalau ada yang benar-benar tolol, jelas itu bukan rakyat yang ingin DPR bubar—melainkan anggota DPR yang ingin bikin gerbong merokok. (*)