Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Celana Dalam dan Orang Dalam

January 25, 2025 09:47
IMG_20250125_094638

Oleh Don Zakiyamani

HATIPENA.COM – Suatu hari seorang teman bertanya soal celana dalam. “Beli di mana dan mengapa desainnya terlalu melindungi itu,” tanya teman yang senang becanda. Sejenak berpikir sambil tersenyum.

Fungsi celana dalam sebenarnya untuk apa. Sejak kapan manusia menggunakan celana dalam. Silakan searching di internet.

Kemudian pertanyaan celana dalam itu mampu memutar ingatan pasca-tsunami. Saat itu bersama para junior mendirikan tenda di kampus. Berbekal kemampuan oral bahasa Inggris kami berkolaborasi dengan NGO/LSM Asing.

Di tenda itu kami mendapat bantuan pangan dan pakaian. Kami bagikan ke teman-teman korban tsunami. Nah saat pembagian pakaian, salah satu yang kami bagikan celana dalam dan kutang.

Kebetulan kami semua cowok lugu dan polos. Dan terjadilah apa yang sudah kami prediksi. Beberapa pakaian dalam yang dibagikan tidak sesuai ukuran.

Akhirnya kami serahkan untuk mereka memilih sendiri sesuai ukuran. Setelah itu kami pun membebaskan mereka memilih, tidak dipaketkan lagi.

Kembali ke celana dalam, sepertinya celana dalam memang berperan menjaga. Celana dalam rela dikotori oleh noda dari luar maupun oleh yang dijaganya sendiri. Celana dalam setidaknya menjaga marwah yang dijaga.

Tugas celana dalam selesai setelah dirinya kotor. Digantilah ia dengan celana dalam lainnya. Begitulah nasib celana dalam, dapat diganti kapan pun meski setia melindungi tuannya.

Orang Dalam

Celana dalam dan orang dalam kiranya tak jauh beda. Sama-sama melindungi, memiliki akses terdekat terhadap yang dilindungi. Celana dalam yang baik membuat yang dilindungi nyaman. Begitu pula orang dalam.

Merek celana dalam berbeda-beda, beda kualitas beda pula harganya. Pun demikian dengan orang dalam. Ada yang merek partai, awak gampong, organisasi dan merek tiruan.

Jelang pelantikan gubernur Aceh, para orang dalam mulai berhitung. Mencari korban, mereka yang gila jabatan akan siap menyuap ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Tergantung dinas yang diinginkan. Praktik ini sudah lama terjadi, bisa jadi selama kita bercelana dalam.

Cerita meritokrasi hanya dikenal di dunia pendidikan. Itu pun mulai lenyap. Beberapa institusi pendidikan malah mempraktekkan orang dalam ketika rekrutmen siswa. Ada kuota khusus untuk mereka yang memiliki uang.

Sayangnya, praktik ini dianggap biasa saja. Politik uang lebih terkenal dibanding pendidikan uang. Padahal, politik uang setiap lima tahun sementara suap-menyuap rekrutmen siswa setiap tahun.

Bahkan dalam proses seleksi kepala sekolah, persoalan uang pelicin seperti kentut. Baunya dapat kita rasakan meski tak tahu dubur siapa. Pastinya itu bau kentut bukan kasturi.

Lalu sampai kapan praktik orang dalam akan berhenti. Sampai kita tak lagi bercelana dalam dan diganti dengan kafan. (*)

(Sumber: Potret, anggota Sindikasi Media Hatipena)

Berita Terkait

Berita Terbaru