Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Dunia Nyata Sesungguhnya

February 16, 2025 17:50
IMG-20250216-WA0127

Ilustrasi : AI/ Wak Rojam
Penulis : Rosadi Jamani *)

HATIPENA.COM – Dulu, sebelum dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang sibuk joget-joget di TikTok, jual kebodohan di media sosial, dan menghabiskan waktu untuk perang komentar dengan orang tak dikenal, ada sebuah dunia bernama dunia nyata.

Dunia ini unik. Orang-orang di dalamnya berkomunikasi dengan mulut, bukan jempol. Mereka bertatap muka, bukan menatap layar. Mereka bergotong royong, bukan sekadar berdebat di grup WhatsApp komplek.

Hari ini, saya mencoba kembali menyentuh dunia nyata. Dengan penuh semangat, saya ikut gotong royong membersihkan got, menebas rumput liar, dan mengecat pintu gerbang. Undangan sudah disebar sejak tiga hari lalu. Tapi yang datang? Hanya belasan kepala keluarga. Yang lain? Ah, seperti biasa. Ada yang izin sibuk kerja (padahal hari Minggu), ada yang katanya lagi kurang enak badan (tapi terlihat segar di story Instagram), dan ada juga yang sekadar membaca undangan tanpa niat menghadiri, karena ya, kan ada orang lain yang bisa kerja bakti, kenapa harus gue?

Padahal, gotong royong bukan tradisi harian yang mengganggu jadwal scrolling media sosial mereka. Ini cuma acara sesekali, momen langka di mana kita bisa melihat wajah asli tetangga tanpa filter atau efek kecantikan.

Ajaibnya, di momen seperti ini, saya baru sadar punya tetangga yang ternyata pengacara, ada yang polisi, ada tentara, PNS, bahkan mungkin agen rahasia yang menyamar jadi tukang cilok. Semua ada, semua berbaur. Yang biasanya hanya saling sapa dengan anggukan canggung di minimarket, kini ngobrol panjang lebar tentang harga cabai sambil nyangkul tanah.

Tetangga itu penting, wak! Di saat darurat, bukan followers atau mutualan Tiktok yang datang membantu, tapi orang yang rumahnya cuma tiga langkah dari rumahmu. Saat ada acara nikahan, bukan subscriber YouTube yang bantu angkat kursi, tapi bapak-bapak dan ibu-ibu yang biasanya hanya kau lihat saat bayar iuran keamanan.

Gotong royong ini ibarat portal ke dunia nyata yang mulai pudar. Dunia di mana kita benar-benar hidup, bukan sekadar eksis di server digital. Dunia di mana manusia masih berinteraksi tanpa harus mencari colokan atau koneksi Wi-Fi. Dunia yang seharusnya kita rawat, sebelum akhirnya hanya tinggal cerita nostalgia seperti kaset pita dan telepon umum. (*)

#camanewak

*) Ketua Satupena Kalbar