Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
HATIPENA.COM – Luar biasa tegang nonton aksi Mega. Sampai dua gelas kopi, habis. Kali ini, Mega layak disebut badai yang menghancurkan lawan politiknya, eh salah musuh terbesarnya, juara bertahan, Hillstate.
Baru saja, malam di Hyundai Gymnasium menjadi saksi. Langit seolah bergetar. Kilat menyambar-nyambar. Tidak, itu bukan badai biasa. Itu Mega. Megawati Hangestri Pertiwi.
Dia turun ke medan laga bagai titisan para pendekar legendaris. Menggempur tanpa ampun, menghancurkan pertahanan Hyundai Hillstate, sang juara bertahan. Tak ada ampun di tanah lawan. Red Sparks (RS), bendera yang dikibarkannya, mencatat kemenangan ke-12 beruntun, mengukir sejarah, dan memecahkan keangkuhan juara bertahan.
Hillstate seperti naga bangun tidur. Bernafas api. Moma Sassoko mengamuk. Wipawee Srithong menari-nari di udara. Bola jatuh ke lapangan RS berkali-kali. Mega? Diam. Merenung. Mata tajamnya menyimpan badai. Set ini berakhir, 25-21. RS kalah, tapi Mega mulai membaca kelemahan lawan.
Di set 2, RS sempat tertinggal 24-19. Rasanya, tak ada harapan. Tapi, Mega muncul sebagai penyelamat. Dia berdiri di garis servis. Menggenggam bola seperti menggenggam takdir. Satu servis masuk. Poin bertambah. Lagi. Lagi. Lima poin berturut-turut. Skor 24-24. Deuce. Arena memanas. Wajah lawan mulai pucat. Tapi, servis keenam Mega keluar. RS sempat goyah, tapi Mega tidak. Smes kerasnya kembali menyamakan kedudukan. Drama ini berakhir dengan monster block Junghoyong, RS menang 27-29. Seri 1-1.
Set 3, Hillstate tak sudi dihina di kandang. Mereka menyerang seperti macan terluka. Poin demi poin mereka kumpulkan. RS tertinggal jauh. Tapi, Mega tak gentar. Smes kerasnya menghancurkan blok lawan. Wajah pemain Hillstate terpukul bola Bukilic, terkapar di lapangan. Tapi set ini milik Hillstate, 25-23. Skor 2-1.
Set 4, Koheejin, pelatih RS, bak pertapa. Kata-katanya membakar semangat. Mega menjadi tombak. Bukilic jadi perisai. Set ini seperti perang kuno. Hillstate dihantam tanpa ampun. Mega menyerang dari semua sudut. Bahkan Moma Sassoko dipaksa istirahat. Set ini ditutup bola pelan Yeum Hye Seon, 25-18. Seri 2-2.
Set 5, Pertarungan Para Dewa. Ini set penentuan. Mega berubah menjadi badai. Smes geledeknya tak terhentikan. Hillstate mencoba bangkit, tapi setiap kali mendekat, Mega menghantam lagi. Hingga akhirnya, skor 13-14. RS berada di titik kemenangan. Mega melompat. Smes terakhir. Seperti petir membelah langit. Bola itu jatuh dengan kecepatan luar biasa. Poin 13-15. Hillstate tumbang.
Mega mencetak 38 poin. Angka yang membuatnya setara dewi. Di tengah arena, Koheejin memeluknya. Lawan tertunduk. Penonton terdiam. Gadis asal Jember ini bukan sekadar pemain. Dia legenda.
Red Sparks masih di posisi tiga klasemen dengan nilai 43, mulai mendekati Hillstate nilai 47. Tapi siapa peduli? Mereka baru saja menghancurkan sang juara di kandangnya sendiri. Mega masih berada di peringkat tiga top skor dengan 538 poin. Tapi siapa bisa menyangkal, malam itu dia adalah badai. (*)
#camanewak