#menulis30esai_opini Opini ke-27
Oleh: Drs.Mochamad Taufik, M.Pd Guru SD Al Hikmah Surabaya
HATIPENA.COM – Dalam hidup yang serba cepat ini, kita sering terlena oleh hal-hal besar dan melupakan nilai-nilai sederhana yang justru membentuk karakter. Salah satunya adalah disiplin. Mungkin terdengar klise, tapi siapa sangka, disiplin yang konsisten bisa menginspirasi banyak orang—terutama jika datang dari sosok yang sehari-hari kita temui.
Mari kita tengok sejenak ke dalam kehidupan seorang guru Bahasa Indonesia di sebuah SMA. Selama tiga tahun berturut-turut, beliau tidak pernah terlambat masuk kelas. Setiap kali bel masuk berbunyi, beliau sudah berdiri di depan pintu kelas, siap menyambut para siswa. Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya rutinitas. Tapi bagi para murid, ini adalah pelajaran hidup yang nyata.
Keteladanan seperti ini sesungguhnya merefleksikan salah satu sifat agung dari Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21).
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah adalah contoh sempurna dalam segala aspek kehidupan—baik ibadah, akhlak, maupun disiplin dalam tanggung jawab. Al-Qurthubi bahkan menambahkan bahwa teladan itu mencakup hal-hal kecil sekalipun, seperti ketepatan waktu dan konsistensi dalam menepati janji.
Rasulullah SAW bukan hanya pemimpin besar, tapi juga seorang pendidik sejati. Ia mendidik para sahabatnya dengan penuh kesabaran dan kedisiplinan. Rasulullah membentuk karakter mereka bukan lewat pidato panjang, tapi melalui teladan hidup. Misalnya, beliau adalah orang yang pertama kali datang ke medan perang, yang terakhir meninggalkan majelis ilmu, dan tak pernah memerintah kecuali beliau sudah melakukannya lebih dulu. Inilah leadership by example yang luar biasa.
Dalam mendidik, Rasulullah tidak pernah memarahi sahabatnya tanpa alasan. Beliau lebih memilih menegur dengan kasih sayang dan menyentuh hati mereka dengan akhlak. Dalam satu riwayat, Rasulullah menunggu berhari-hari hanya untuk memberi nasihat kepada sahabat yang melakukan kesalahan, agar nasihat itu diterima dengan baik dan tidak menyakiti. Bukankah ini juga yang dilakukan oleh guru-guru sejati di zaman kita?
Kedisiplinan, ternyata, bukan hanya soal manajemen waktu. Siregar & Manullang dalam Jurnal Tarbiyah menyebutkan bahwa disiplin guru berkontribusi besar dalam pembentukan karakter siswa dan peningkatan kualitas pendidikan¹. Sedangkan Robbins & Judge menekankan bahwa disiplin adalah pilar dalam membangun budaya kerja yang sehat dan produktif².
Dalam pandangan Islam, disiplin adalah bentuk dari amanah. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai apabila seseorang dari kalian melakukan suatu pekerjaan, maka melakukannya dengan itqan (sungguh-sunggu dan profesional).” (HR. Thabrani). Ini diperkuat oleh QS. Al-Isra: 34:
“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.”
Tafsir Al-Sa’di menjelaskan bahwa ayat ini mencakup seluruh bentuk komitmen, termasuk dalam hal pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial³.
Dalam jurnal internasional International Journal of Educational Management, disebutkan bahwa guru yang disiplin dan konsisten menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menjadi role model nyata bagi siswa⁴.
Maka, saat seorang guru berdiri di depan kelas sebelum bel berbunyi, ia sedang menjalankan warisan Rasulullah. Ia sedang mendidik bukan hanya lewat kata, tapi lewat keteladanan nyata. Di balik langkahnya yang teratur, tersimpan pesan besar bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari komitmen yang dijaga setiap hari.
Hari ini, ketika kita melihat guru itu berdiri di depan kelas, mari kita ingat Rasulullah. Mari kita ingat bahwa pendidikan bukan hanya soal materi pelajaran, tapi tentang membentuk manusia dengan jiwa besar dan akhlak luhur. Dan itu, dimulai dari keteladanan. (*)
Referensi
¹ Siregar, S. H., & Manullang, A. (2021). Kedisiplinan Guru dalam Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal Tarbiyah, 28(1), 54–65.
² Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior (18th ed.). Pearson Education.
³ Al-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir. Taisir al-Karim al-Rahman, tafsir QS. Al-Isra: 34.
⁴ Lunenburg, F. C. (2011). Self-Discipline and Responsibility in Teaching. International Journal of Educational Management, 25(3), 220–227.
Ibnu Katsir & Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qur’anul Karim (penjelasan QS. Al-Ahzab: 21).