Beydra Yendi
HATIPENA.COM – Seperti biasa para buzzer oposisi terutama salah satu buzzer capres yang kalah di pilpres lalu yang tidak berpartai itu, mendadak kembali riuh minggu ini. Ada dua isu yang bikin mereka senang. Dan langsung jadi bahan gorengan dan disebar ke platform medsos atau whatsapp grup.
Yang pertama adalah mengenai gosip di Bocor Alus mengenai program makan bergizi gratis dan yang kedua mengenai foto dan berita pengarahan dari mantan presiden jokowi ke beberapa perwira menengah polisi yang sedang mengikuti pendidikan Sespimen di Lemdiklat Polri.
Untuk isu yang pertama mengenai Makan Bergizi Gratis (MBG) akan penulis ulas di tulisan terpisah.
Tulisan ini hanya akan bicara mengenai isu kedua. Yaitu kehadiran beberapa perwira menengah Polri di rumah Jokowi di Solo dan langsung viral, dengan gorengan judul narasi di foto pertemuan itu, presiden sesungguhnya atau matahari kembar, dan lain-lain.
Benarkah ada matahari kembar? Mantan Presiden Jokowi sendiri sudah membantahnya. Lagian pula gimana caranya seorang mantan presiden yang tidak punya partai di parlemen (PSI yg diketuai Kaesang putra Jokowi, kan gagal masuk Senayan), bukan pula mantan petinggi partai atau mantan Jendral. Bisa menjadi matahari kembar pesaing presiden incumbent.
Kan Bahlil ketum Golkar, itu karena jokowi? Jika ini benar (sekali lagi seandainya) memang benar begitu. Tetap jangan lupa, Golkar partai yang sangat pragmatis sejak dulu. Partai ini dan tokoh-tokohnya selalu merapat dan loyal pada kekuasaan alias akan ikut apa kata presiden incumbent, samikna wa atokna.
Para konglomerat gede yang banyak kasus itu kartunya ada di tangan jokowi? Bisa jadi juga. Tapi namanya pebisnis pasti juga lebih pragmatis lagi dari parpol. Dan kita sama sama tahu, presiden incumbent di negeri ini sangat powerfull sekali. Walaupun fungsi utamanya adalah kepala pemerintahan, tapi menurut UUD presiden juga menjalankan fungsi sebagai panglima tinggi TNI dan Polri serta Kepala Negara.
Nah di fungsi terakhir inilah sering kita dapati seorang presiden di negeri ini bisa cawe-cawe ke banyak kasus hukum di sini.
Jadi dari segala sudut pandang, sangat tidak, mungkin seorang Jokowi bisa menjadi matahari kembar.
Lalu kenapa Jokowi masih dikunjungi banyak pejabat. Ya alasan yang sama untuk kenapa jokowi dikunjungi oleh banyak rakyat lainnya.
Khusus pejabat atau menteri di bawah Prabowo, menjadi tidak masalah berkunjung ke Jokowi karena bisa jadi memang dibolehkan sekali oleh atasannya, Presiden Prabowo.
Lah Prabowonya sendiri juga beberapa kali silaturahmi ke Jokowi kok.
Lalu kenapa kok Prabowo masih bersilaturahmi ke jokowi? Nah alasan yang sama juga mungkin, kenapa Prabowo masih silaturahmi ke SBY dan terus berusaha untuk bersilaturahmi ke Megawati dan tokoh tokoh senior di negeri ini.
Jika kemarin jokowi memberi pengarahan kepada beberapa perwira Polri yg sedang mengikuti pendidikan Sespimen, beberapa bulan lalu, SBY malah diberikan kesempatan untuk memberikan pengarahan kepada para kepala daerah dalam acara retreat kepala daerah di Magelang.
Jadi menurut penulis, presiden Prabowo memang memberi kesempatan kepada semua mantan presiden untuk tetap berkontribusi membantu jalannya pemerintahan kabinet Merah Putih ini. Tentu sesuai kompetensi masing masing mantan presiden dan juga sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh Presiden Prabowo.
Otoritas utama, ya ada di tangan Prabowo sendiri, sebagai satu-satunya matahari di negeri ini. (*)