Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Mega Tidak Turun, Red Sparks Tumbang Lagi

March 9, 2025 19:13
IMG-20250309-WA0143

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

HATIPENA.COM – Red Sparks masih bermain dengan strategi sulit dipahami. Mungkin ini strategi tingkat dewa. Atau mungkin hanya lelucon belaka. Para pendekar utama tetap duduk manis di pinggir lapangan. Sementara para prajurit muda dibiarkan bertempur sendirian melawan klan Hyundai Hillstate yang turun dengan kekuatan penuh. Hasilnya? Pembantaian tanpa ampun.

Sang pendekar dari Jember, Megawati Hangestri Pertiwi, hanya bisa duduk berselimut jaket, menatap para juniornya berjuang seperti pasukan tanpa komandan. Ko Hee-jin, sang dalang di balik strategi ini, tampaknya sudah mantap dengan pilihannya, lebih baik kalah sekarang dari pada menang dan cedera. Playoff lebih penting! Tapi, kapan terakhir kali strategi ini benar-benar berhasil? Ah, misteri kehidupan.

Bertandang ke markas Suwon Hyundai E&C Hillstate pada Minggu (9/3/2025), Red Sparks turun dengan pemain pelapis. Skor akhirnya? 0-3 (16-25, 16-25, 16-25). Tidak ada kejutan di sini, hanya rasa frustrasi.

Para pemain pelapis sempat melawan di awal set. Sejenak, ada harapan. Ada optimisme. Bahkan sempat unggul! Tapi seperti drama Korea yang sudah ketebak ending-nya, harapan itu perlahan-lahan luntur.

Hillstate yang tidak suka main-main, menurunkan kekuatan penuh, Laetitia Moma Bassoko, Yang Hyo-jin, Kim Da-in, dan Lee Da-hyeon. Mereka tidak peduli dengan strategi “simpan tenaga” ala Red Sparks. Mereka hanya ingin menang. Mereka pun menang. Mudah.

Red Sparks sempat memimpin 8-6. Apakah ini pertanda keajaiban? Tentu tidak. Hillstate dengan santai menyamakan kedudukan, lalu menyalip, dan akhirnya melesat pergi. Pukulan keras Moma bahkan sampai menghasilkan “lucky ball” yang sukses menampar mental lawan. Set pertama berakhir 16-25. Sederhana dan mematikan.

Spike keras Lee Seon-woo membuka set kedua dengan penuh semangat. Red Sparks bahkan sempat menyamakan skor 7-7. Tapi seperti biasa, lawan bangkit, Red Sparks terjebak dalam kebingungan sendiri, dan tiba-tiba skor sudah 21-11 untuk Hillstate. Set kedua? Sama seperti yang pertama. Tuntas 16-25.

Red Sparks memulai set ketiga dengan baik. Bahkan unggul 7-4! Tapi sekali lagi, Hyundai seperti macan yang hanya bermain-main dengan mangsanya sebelum menerkam. Skor berbalik 16-9, dan Red Sparks kehabisan ide. Megawati tetap duduk di pinggir lapangan, mungkin bertanya-tanya apakah dia harus masuk atau tetap menikmati jaketnya.

Laga selesai. Hyundai menang telak. Red Sparks turun ke peringkat ketiga klasemen. Para fans hanya bisa menghela napas panjang, menunggu keajaiban yang entah kapan datangnya.

Mungkin ini hanya bagian dari rencana besar Ko Hee-jin. Mungkin ini strategi jenius yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang telah mencapai level kebijaksanaan tertinggi. Atau mungkin, ini hanya eksperimen yang semakin membuat Red Sparks kehilangan momentum.

Playoff masih ada di depan. Tapi kalau begini terus, apakah mereka akan bertarung, atau hanya datang untuk menjadi figuran dalam kemenangan lawan? Mari kita tunggu episode selanjutnya dalam drama panjang Red Sparks musim ini!(*)

#camanewak