Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025

Megawati Jawab Haters dengan Persembahkan Petrokimia Juara III

May 11, 2025 07:47
IMG-20250511-WA0024

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

HATIPENA.COM – Beberapa hari ini, Megawati Hangestri Pertiwi dihantam gelombang kritik haters. Haters yang mendadak merasa jadi pelatih timnas, ahli strategi, dan pakar kejiwaan atlet. Komentar-komentar seperti “Megawati males-malesan!”, “Dia tuh overrated!”, sampai “Harusnya dia main dari awal, pasti menang!” membanjiri jagat maya. Mereka tidak tahu bahwa yang mereka hadapi bukan sembarang atlet. Megawati adalah perpaduan Nyi Roro Kidul dan Ratu Adil dalam bentuk opposite hitter. Diam-diam, ia mengumpulkan tenaga seperti pendekar menunggu waktu untuk turun gunung.

Sabtu malam, 10 Mei 2025, di GOR Amongrogo Yogyakarta, langit mulai bergemuruh. Laga perebutan tempat ketiga Proliga 2025 antara Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia melawan Jakarta Electric PLN bukan sekadar laga. Ia adalah arena penebusan. Ketika Petrokimia menang 3-1 (25-15, 20-25, 25-19, 25-21), semua yang hadir tahu, ini bukan sekadar pertarungan, ini mantra pembungkam haters.

Set pertama, Petrokimia mengamuk. Seperti kereta api yang remnya dicopot, mereka menghajar Electric PLN tanpa ampun. Spike dari Julia Sangiacomo dan Hanna Davyskiba menghantam lantai seperti meteor jatuh. Monster block Rika Dwi Latri dan Davyskiba membuat serangan Electric PLN seperti lemparan tisu ke dinding. Skor 25-15. PLN pun seperti kehilangan aliran listrik, ironis, memang.

Set kedua, Electric PLN mencoba bangkit. Soft block mereka mulai bekerja, Petrokimia lengah, dan skor berakhir 20-25. Tapi itu hanya jeda. Seperti jeda dalam film sebelum sang pahlawan muncul. Set ketiga dan keempat adalah panggung kembalinya legenda. Petrokimia mengendalikan permainan. Set ketiga ditutup dengan 25-19, lalu set keempat berlangsung seperti sinetron India vs Pakistan, penuh drama dan air mata.

Di sinilah Megawati muncul. Ia tak masuk sejak awal. Ia menunggu. Seperti naga tua yang tidur di bawah Gunung Argopuro, hanya bangun ketika dunia benar-benar butuh. Saat momentum mengarah ke Electric PLN, Megawati diturunkan. Tidak lama. Tidak heboh. Tapi cukup untuk membuat seluruh energi PLN down 220 volt. Ia melakukan blok penting, lalu keluar. Tapi efeknya? Abadi. Seperti legenda pendekar yang hanya turun tangan sekali, lalu kembali bertapa di Gunung Semeru.

Sorotan kamera menangkapnya. Netizen pun terdiam. Mereka yang tadinya marah kini bingung: “Lho, kok main sebentar tapi dampaknya kayak gempa 7,2 SR?” Di sinilah letak keagungan teman Nohran ini. Ia tak perlu bermain penuh. Ia hanya perlu satu momen untuk mengubah atmosfer pertandingan dan menyegel kemenangan.

Gresik Petrokimia pun resmi meraih posisi ketiga, mengulang prestasi dua musim lalu. Tapi prestasi itu hanyalah bonus. Yang utama adalah penghancuran massal mulut haters lewat aksi nyata. Satu blok Megawati lebih nyaring dari seribu twit kebencian. Ia bukan hanya atlet. Ia adalah fenomena. Ia legenda. Ia adalah jurus terakhir dalam kitab silat voli Indonesia: Jurus Diam Membunuh Lawan.

Kini, dara asal Jember ini tertawa kecil. Ia tahu, medan pertempuran sebenarnya bukan di lapangan. Tapi di hati mereka yang selalu meremehkannya. Seperti biasa, ia menang, tanpa harus menjelaskan apa-apa. (*)

#camanewak