Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Mengenal Trenggono Sultan Demak

March 17, 2025 20:52
IMG_20250317_204902

Catatan Sejarah : Warsit MR

HATIPENA.COM – Selama ini kita sering menyebut nama Trenggono. Bahkan Trenggono kita angkat menjadi nama group dalam WA.
Tahukah Anda siapa sebenarnyaTrenggono itu?

Trenggono atau Sultan Trenggono adalah Sultan ketiga kerajaan Demak. Trenggono dinobatkan menjadi Sultan Demak pada tahun 1521, menggantikan Adipati Unus.

Sultan ketiga Demak ini rajin melakukan ekspedisi sebagai upaya memperluas wilayah kekuasaannya.

Tahun 1526, Sultan Trenggono membawa 2.000 prajurit dari Cirebon merebut Banten.

Tahun 1527 Trenggono menaklukkan Sunda Kelapa. Dan pada tahun yang sama juga menaklukkan Kediri. Raja Majapahit terakhir, Girinda Wardhana pun menyerah.

Tahun 1529, Trenggono merebut Madiun, dan pada tahun 1530 merebut Pengging, kemudian Surabaya dan Gresik.

Tahun 1535, ia taklukkan Pasuruhan. Kemudian tahun 1545, kekuasaannya di Jawa bagian utara makin kuat.

Tahun 1546,Trenggono menyerang Blambangan – Panarukan. Ekspedisi Blambangan menjadi ekspedisi terakhir sekaligus sebagai ekspedisi terbesar dengan mengerahkan 40 ribu prajurit.

Blambangan mampu mempertahankan diri dari gempuran Sultan Trenggono raja Demak.

Selama tiga bulan serangan Trenggono selalu dapat dihalau oleh Blambangan.

Suatu hari, Trenggono kehilangan kendali. Ia menghina salah satu punggawanya di depan umum.
Punggawa itu merasa sakit hati, lalu menikam Trenggono hingga tewas. (*)
(Dinukil dari: Paul Michel Mounaz)