Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar
HATIPENA.COM – Cerita Fir’aun mengaku sebagai Tuhan, itu cerita ribuan tahun lalu. Ternyata, di zaman modern juga ada lho manusia mengaku sebagai tuhan. Salah satunya, Vissarion. Ia seorang polisi lalu lintas, ntah kenapa mengaku Tuhan dan memiliki pengikuti cukup banyak. Simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!
Di sebuah belantara Siberia yang dinginnya bisa bikin Indomie rebus beku sebelum matang, berdiri sebuah kota rahasia bernama The City of Sun. Ironis kan? Di tanah yang mataharinya pelit nongol, orang-orang justru membangun “Kota Matahari.” Di sanalah Sergei Torop, mantan polisi lalu lintas, tiba-tiba naik level jadi Visarion, alias Yesus edisi reboot, season terbaru yang katanya lebih fresh dari Injil dan lebih update dari Android 15.
Tahun 1991, Uni Soviet rontok. Semua orang panik. Bayangkan, wak! Selama puluhan tahun dibilang agama itu candu, lalu tiba-tiba dibilang, “Silakan, bebas beragama!” Eh, rakyat bingung. Kayak anak kos tiba-tiba dikasih duit segepok, akhirnya malah beli mi gelas seribuan. Kosong spiritual? Wajar. Tapi mengangkat polisi lalu lintas jadi Mesias? Itu mah overthinking level dewa.
Visarion ini paham marketing. “Mau ke surga? Bayar dulu, wak. Serahkan semua harta, jual rumah, gadaikan kambing, kasih semuanya ke gue. Nanti posisi lo di surga naik kelas.” Itu kayak beli tiket konser Blackpink, makin mahal tiketnya, makin dekat sama panggung. Bedanya, ini konser ilusi.
Pengikutnya ribuan, semua pakai baju putih, jalan kaki di salju kayak sedang parade Pontianak Fashion Week: Siberian Edition. Ritualnya? Campur aduk. Ada Injil, mantra Buddhis, sama wahyu “limited edition” yang katanya Visarion terima tiap malam. Kalau Tuhan beneran ngasih wahyu setiap hari, mungkin malaikat Jibril udah resign karena capek ngirim file update tiap jam.
Visarion bikin kalender sendiri. Natal? Lewat. Tahun baru? Ngapain. Yang dirayakan cuma ulang tahunnya sendiri. Bayangin kalau Indonesia pakai sistem ini, tanggal merahnya isinya cuma ultah pejabat. Satu tahun bisa libur nasional tiap minggu.
Di The City of Sun, semua properti milik komunitas. Nggak ada upah, nggak ada “hak milik pribadi.” Semua kerja dianggap doa. Kalau nuan capek tebang kayu, itu katanya ibadah. Kalau ente jatuh kena kapak, itu katanya “ujian iman.” Kalau akang malas kerja, itu katanya dosa besar, setara Judas Iskariot plus maling sandal di masjid.
Bagian paling absurd, urusan nikah pun harus lewat Visarion. Dia yang tentuin siapa nikah sama siapa. Bahkan bisa tiba-tiba bilang, “Eh, istrimu ini sekarang istri spiritualku.” Plot twist! Tuhan yang katanya cinta kasih ternyata bisa mirip aplikasi pinjam istri online.
Tapi yang paling menakutkan adalah,pendidikan anak. Mereka nggak belajar sains, sejarah, apalagi mikir kritis. Anak-anak diajarin cuma satu hal, Visarion itu Yesus versi 2.0. Kalau ditanya, “Kenapa es mencair?” jawabannya bukan karena suhu, tapi karena berkat Yesus Siberia.
Nah, puncaknya, setelah 30 tahun jadi bos besar di hutan dingin itu, tahun 2020 datanglah FSB, versi Rusia dari FBI. Helikopter berisik di langit, tentara masuk kayak film Call of Duty: Siberian Messiah Edition. Visarion ditangkap bersama dua ajudannya. Tuduhannya? Eksploitasi spiritual, nyolong harta jemaat, sampai bikin trauma psikologis. Kalau nggak begitu, bukan kultus namanya.
Akhirnya, 30 Juni 2025, pengadilan Rusia ngegas habis-habisan. Visarion dihukum 12 tahun penjara di koloni keamanan maksimum. Ajudannya juga 12 tahun, satunya lagi 11 tahun. Semua harus bayar ganti rugi miliaran rupiah. Bayangin, dari polisi lalu lintas, jadi Tuhan KW, lalu balik lagi ke tahanan. Siklus hidup yang lebih absurd dari sinetron Indosiar.
Lebih jelasnya kalian bisa menonton kisahnya di chanel Dokupret. (*)
#camanewak