Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
MALAM tahun baru kemarin, ada satu sosok wanita cantik dijuluki “Si Terompet Pemersatu Bangsa.” Alunan terompetnya masih viral. Siapakah wanita yang mengguncang dunia ini?
Long black coffee sudah di atas meja, masih panas. CW Coffee Pal V Pontianak pun agak lengang. Yok kita bahas wanita cantik dengan rambut tergerai sebahu ini.
Di malam pergantian tahun, ketika langit memuntahkan ribuan letupan cahaya dan waktu bergulir dari satu dekade menuju dekade lainnya, satu suara menguasai bumi. Bukan suara kembang api. Bukan sorak-sorai manusia. Tetapi suara terompet.
Suara yang tidak sekadar merdu, tapi merasuk. Suara yang dimainkan oleh seorang perempuan yang, dalam satu hembusan napasnya, menyulap dunia menjadi sunyi untuk mendengarkan. Zhao Lei.
Dialah sosok yang muncul dari kabut anonim menjadi legenda. Zhao Lei, dengan sebuah alat musik kecil yang sering diabaikan oleh dunia, berdiri di tengah panggung kehidupan dan meniupkan keajaiban.
Hanya dengan terompet di tangannya, ia tidak hanya memainkan melodi. Ia menciptakan momen. Ia membangun jembatan di antara jiwa-jiwa yang retak, menghidupkan harapan yang redup, dan, seperti yang dikatakan jutaan orang yang menyaksikannya, “menyatukan bangsa.”
Lahir di sudut dunia yang penuh dengan ekspektasi besar, Zhao Lei memutuskan untuk tidak mengikuti arus. Ketika dunia mendikte mimpi-mimpi besar yang terlihat masuk akal, menjadi dokter, insinyur, atau ilmuwan, ia memilih jalan kecil yang sunyi. Sebuah jalan yang hanya berisi dirinya dan terompet. Jalan yang sempit itu, kini, menjadi jalan raya penuh cahaya, dan di ujungnya, Zhao Lei berdiri sebagai simbol keberanian untuk bermimpi berbeda.
Penampilannya di malam itu tidak hanya musik. Itu adalah pernyataan. Ketika ia memainkan lagu “Time of Our Lives,” ribuan pasang mata menyaksikan, jutaan hati mendengar. Yang mereka rasakan bukan hanya suara, melainkan sebuah perasaan.
Ada kebahagiaan yang meluap-luap, ada tangisan yang pecah, ada rasa sakit yang tiba-tiba terasa ringan. Seolah-olah Zhao Lei, melalui terompetnya, memiliki kekuatan untuk mengakses bagian paling rapuh dari manusia dan mengubahnya menjadi sesuatu yang indah.
Orang-orang menyebutnya “Terompet Pemersatu Bangsa.” Sebuah julukan yang terdengar wah, sampai ente mendengarnya sendiri. Sampai ente melihat bagaimana satu suara itu mampu menyatukan orang-orang yang bahkan tidak berbicara dalam bahasa yang sama.
Bagaimana ia mampu membuat mereka berhenti sejenak, melupakan luka dan kebencian, hanya untuk menikmati nada demi nada yang ia tiupkan.
Zhao Lei adalah bukti bahwa keajaiban itu nyata. Bahwa sebuah alat musik kecil, yang sering kali dianggap tidak lebih dari pelengkap orkestra, bisa menjadi senjata paling ampuh di tangan seseorang yang tahu cara memainkannya.
Ia adalah pengingat bahwa kita tidak perlu menjadi besar untuk melakukan hal-hal besar. Bahwa bahkan hal terkecil, jika dilakukan dengan cinta dan keberanian, dapat mengguncang dunia.
Kini, Zhao Lei telah menginspirasi jutaan orang. Ia telah menunjukkan bahwa apa pun yang kita miliki, sekecil apa pun itu, bisa menjadi sesuatu yang luar biasa jika kita mau memperjuangkannya.
Ia adalah simbol bagi mereka yang merasa dirinya tak cukup hebat, tak cukup kuat, atau tak cukup penting. Karena melalui Zhao Lei, dunia tahu bahwa terkadang, yang diperlukan untuk mengubah segalanya hanyalah satu napas.
Zhao Lei tidak hanya memainkan terompet. Ia memainkan harapan. Saat suaranya menghilang di antara gemuruh malam tahun baru, dunia tahu bahwa ia tidak akan pernah benar-benar hilang. Sebab suaranya, napasnya, hidupnya, kini telah menjadi bagian dari cerita kita semua.
#camanewak