Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Menuju Lampung Menjadi Provinsi Literasi

February 20, 2025 16:56
IMG-20250220-WA0001

Gunawan Handoko *)

HATIPENA.COM – Hari ini masyarakat di seluruh Indonesia – termasuk provinsi Lampung – telah memiliki Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024. Pasangan Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela secara resmi telah dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung untuk periode 2025 – 2030.

Sebagai bagian dari warga Lampung saya tentu ikut bersyukur disertai harapan dan do’a, semoga Allah senantiasa menaburkan hidayah-Nya dan memberikan kemudahan kepada pasangan muda Mirza – Jihan dalam mengemban amanah rakyat. Jauh sebelum dilantik, beribu harapan dari masyarakat sudah datang mengalir dihadapan Mirza – Jihan.

Bukan hanya masalah infrastruktur yang banyak dikeluhkan masyarakat selama ini, namun juga masalah pendidikan, kesehatan, kelanjutan program Kota Baru dan banyak yang lain. Melalui tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan uneg-uneg sekaligus harapan dari ratusan penggiat dan relawan literasi Lampung dilandasi rasa optimis bahwa sosok muda Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung memiliki perhatian besar terhadap gerakan literasi dan akan menjadikan literasi sebagai jembatan emas menuju terwujudnya generasi cerdas.

Dengan telah dilantiknya Gubernur Lampung, secara otomatis ibu Gubernur akan mengemban amanah dan tanggungjawab sebagai Bunda Literasi provinsi Lampung. Tentunya perlu dibangun kerjasama dan kolaborasi dengan semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap dunia literasi.

Selama ini para penggiat dan relawan literasi harus berjuang sendiri, khususnya dalam melakukan kampanye menumbuhkan minat baca dan mengelola taman-taman baca yang berada di wilayah perkotaan hingga pelosok pedesaan, bahkan di pulau-pulau terpencil. Untuk mendapatkan buku bacaan, para relawan harus mencari sendiri dengan mengetuk pintu hati para dermawan.

Beruntung bagi relawan yang mempunyai penghasilan tetap seperti dosen, PNS, anggota Polri maupun karyawan swasta, karena dapat menyisihkan sebagian gaji bulanannya untuk membeli beberapa buah buku. Namun bagi mereka yang masih berstatus mahasiswa, hal ini tentu menjadi kendala besar.

Hal yang membanggakan hati, kondisi tersebut tidak menyurutkan hati dan semangat kaum muda untuk mendedikasikan dirinya sebagai relawan literasi, dimana dari waktu ke waktu jumlah mereka semakin banyak. Mereka hadir bukan untuk menoreh nama dan popularitas di media, juga bukan untuk berharap bantuan Pemerintah. Karena selama puluhan tahun tidak pernah ada selembar pun proposal permintaan dana maupun bantuan buku ke Pemerintah.

Mereka hadir atas kesadaran bahwa literasi yang kuat harus dibangun oleh anak-anak bangsa melalui gerakan bersama dalam setiap komunitas. Mereka sadar bahwa literasi harus selalu bergerak solider kepada sesama dan menjadi gerakan bersama yang kuat dan berkesinambungan.

Maka literasi tidak cukup hanya dengan teori dan program kerja yang ditenteng kemana-mana, tapi harus tampak dalam praktek yang nyata. Juga tidak butuh definisi secara ilmiah, tapi harus dimulai dari dalam diri untuk mencari dan menemukan segala hal yang diinginkan.

Bahkan literasi tidak pernah memberi batas atau sekat yang menghalangi seseorang untuk menemukan segala informasi melalu buku, media cetak, media elektronik dan media apa pun.

Pendek kata, tidak ada pembelajaran tanpa literasi, karena semua ilmu yang diajarkan berkaitan antara satu dengan yang lain. Maka benar bahwa literasi merupakan sumbu untuk menyalakan semua ilmu.

Secara jujur diakui bahwa apa yang menjadi permasalahan selama ini sudah dijawab oleh DPRD Provinsi Lampung. Dengan menggunakan hak inisiatifnya telah membuat rancangan peraturan daerah (Perda).

Pada tanggal 30 Desember 2019 lalu telah diundangkan Perda Nomor 17 tahun 2019 tentang peningkatan budaya literasi. Tujuannya jelas, yakni untuk menumbuhkembangkan budaya membaca dan menulis secara individu pada lingkungan pendidikan mulai dari keluarga, masyarakat dan sekolah. Hanya sayangnya, Perda tersebut sampai saat ini masih tersimpan rapih dan belum ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Lampung.

Padahal Pergub Lampung tersebut sangat penting sebagai payung hukum bagi Pemerintah provinsi maupun pemerintah Kabupaten/Kota se provinsi Lampung dalam menyusun anggaran guna mendukung kegiatan gerakan literasi. Termasuk perusahaan swasta yang memiliki dana CSR dapat ikut serta berpartisipasi memberi dukungan dalam gerakan literasi.

Dengan landasan Perda yang di dukung adanya Pergub Lampung, maka Pemerintah provinsi Lampung dan Kabupaten/Kota dapat membentuk Gerakan Literasi Daerah (GLD) sesuai tingkatannya sebagai upaya untuk menyinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di daerah.

Pembentukan GLD ini juga merupakan perpanjangan tangan dari Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai upaya untuk memperkuat sinergi antar unit pelaku gerakan literasi.

Tidak bisa disalahkan memang jika selama ini Pemerintah provinsi Lampung maupun Pemerintah Kabupaten/Kota tidak berani menganggarkan dana untuk mendukung gerakan literasi, karena payung hukumnya berupa Peraturan Gubernur belum ada, takut menyalahi aturan yang berakibat tersandung dengan masalah hukum.

Maka menjadi skala prioritas bagi Gubernur Lampung untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah yang masih tercecer ini dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Lampung tentang peningkatan literasi. Selain sebagai landasan hukum bagi Pemerintah, juga untuk mendukung program Bunda Literasi Lampung ke depan agar dapat melaksanakan program kerja secara maksimal untuk mewujudkan Lampung sebagai provinsi literasi.

Gubernur Lampung tentu lebih paham bahwa pembangunan bukan hanya berfokus pada infrastruktur, melainkan juga mempersiapkan generasi yang cerdas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat, salah satunya dengan melakukan gerakan literasi secara terus menerus dan berkesinambungan.

Selamat menjalankan amanah rakyat kepada Bapak Rahmat Mirzani Djausal dan Ibu Jihan Nurlela sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung. Juga kepada Bunda Literasi Provinsi Lampung ibu Purnama Wulan Sari. Salam Literasi.(*)

*) Ketua KMBI (Komunitas Minat Baca Indonesia) Provinsi Lampung dan anggota Forum Literasi Lampung