Ilustrasi : Wak Rojam
Penulis: Rosadi Jamani
HATIPENA.COM – Cerita kemenangan Red Sparks 3-1 atas Hyundai Hillstate masih membekas. Betapa hebatnya Mega, Bukilic, Pyo Seun Ju, Yeom Hye Seon, Jung Ho Young, Park Eun Jin. Betapa gesitnya, ehem..Noh Ran yang terbang sana, terbang sini selamatkan bola. Lupakan itu, karena di depan sudah ada lawan dengan gaji pemainnya selangit. Sambil menikmati kopi di teras rumah, yok ita kupas laga dahsyat, Red Bull, eh salah, Red Force vs IBK Altos.
Malam dingin di Daejeon akan memanas. Bukan karena cuaca, tetapi karena Red Sparks dan IBK Altos akan kembali beradu tenaga dalam. Laga yang bakal mengguncang jagat voli. Rabu, 12 Februari 2025, di Daejeon Chungmu Gymnasium, panggung pertempuran ini akan menentukan apakah IBK Altos masih punya harga diri, atau hanya sekadar bayang-bayang kejayaan masa lalu.
Tim yang dulu perkasa kini seperti macan ompong. Terkapar, tak berdaya, hanya bisa mengaum lemah tanpa menggigit. Dari sepuluh laga terakhir, hanya satu yang berakhir dengan kemenangan. Hanya satu! Sungguh menyedihkan! Bahkan, pendekar mabuk di ujung desa pun masih bisa bertarung lebih baik dalam duel kembang api di malam purnama.
Sebelum duel maut ini, IBK baru saja dipermalukan oleh GS Caltex. Bukan sekadar kalah, tetapi dihancurkan, digulung, dihabisi. Skor 0-3 ibarat tamparan keras di wajah mereka. Opposite asing mereka, Viktoria Danchak, berjuang sendirian bagai pendekar tanpa kawan. Ia mengumpulkan 27 poin. Sementara tiga outside hitter lokalnya hanya menyumbang 7 poin secara keseluruhan. Memalukan! Apakah ini pasukan elit? Atau hanya sekumpulan pemula yang tersesat di arena pertempuran?
Mari kita berbicara soal gaji. Topik yang selalu membuat darah mendidih. Pemain IBK Altos seperti pasukan elit dengan gaji selangit. Lee So-young digaji 7,8 miliar rupiah, Hwang Min-kyoung 5 miliar rupiah, dan Yuk Seo-young 1,2 miliar rupiah. Total Rp 13,4 miliar hanya untuk tiga pemain! Namun, performa mereka memalukan. Kim Ho-chul, pelatih IBK, tersenyum getir saat wawancara. Jelas-jelas timnya buruk, bahkan fans mulai berpikir untuk pindah dukungan.
Sekarang, perkenalkan pendekar sejati. Megawati Hangestri Pertiwi. Gadis dari negeri jauh, bertarung dengan penuh semangat, bertarung dengan penuh api! Gajinya hanya sepersekian dari para “bintang” IBK. Hanya 2,4 miliar setahun. Namun, sumbangsihnya lebih besar dari seluruh pasukan lawan. 640 poin dalam 25 laga! Setiap pertandingan, ia mencetak 25,6 poin. Jika ini dunia persilatan, maka dara asal Jember itu sudah mendapatkan gelar pendekar tanpa tanding!
Kini, di hadapan Red Sparks yang sedang membara, IBK Altos harus menentukan nasibnya. Apakah mereka akan bangkit dengan jurus terakhir, atau akan kembali tersungkur dalam kehancuran? Apakah ini saat mereka menciptakan legenda baru, atau justru menjadi kisah tragis yang dilupakan waktu? Semua akan terjawab dalam pertarungan yang akan mengguncang dunia voli! Saksikan langsung di TVRI Sports, dan siapkan hati, karena ini bukan sekadar pertandingan. Ini adalah perang! (*)
#camanewak
*) Ketua Satupena Kalbar