Oleh Ramli Djafar (Religiositas/Sastrawan Sumbar)
PADA zaman dahulu penyakit kusta adalah penyakit yang mengerikan dan sangat ditakuti oleh orang banyak, sehingga pada zaman itu penderita kusta hidupnya dipisahkan dari kehidupan orang banyak (diisolasi karena penyakit kusta mudah menular).
Terlebih-lebih dalam hal ini penyakit kusta didefinisikan sebagai penyakit akibat dari kutukan dan penderita penyakit ini adalah pendosa yang harus dijauhi oleh kehidupan orang banyak.
Di era saat sekarang ini karena kemajuan di dunia medis membuat penyakit kusta bisa disembuhkan, sehingga populasi penyakit kusta ini juga jarang ditemui dalam masa sekarang ini.
Di balik semua ini ada penyakit kusta rohani yang banyak terjadi di zaman sekarang ini, karena penyakit ini mudah menular dalam kehidupan orang banyak.
Terlebih lebih dalam hal ini penyakit kusta rohani ini identik dengan kehidupan di ruang lingkup dunia malam (narkoba, minuman keras, seks bebas, dll).
Seperti halnya penyakit kusta jasmani yang menggerogoti anggota tubuh penderita sakit ini sehingga membuat kondisinya fisiknya tidak utuh lagi karena ujung jarinya banyak yang hancur tak berbentuk lagi, demikian juga halnya dengan penyakit kusta rohani yang menggerogoti nilai-nilai keimanan dalam diri setiap orang.
Allah Sang Pencipta ingatkan setiap umat-Nya di mana pun berada dan berkarya bahwa penyakit kusta rohani hanya bisa disembuhkan dengan pertobatan diri setiap orang, sehingga dalam hal ini mutlak diperlukan kesadaran diri setiap orang untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Allah, dan alami pemulihan diri.
Yang harus kita pahami, yakini, dan imani dengan sepenuh hati, bahwa memang kusta rohani bisa saja ditutupi oleh berbagai penampilan diri sehingga banyak orang terkecoh atau tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahui segalanya.
Oleh sebab itu setiap orang harus hidup dalam nilai-nilai pertobatan diri supaya bila alami sakit kusta rohani bisa dapatkan pemulihan diri, atau pun menjadikan nilai nilai pertobatan diri sebagai tameng atau perisai dalam menghadapi gempuran dari hal-hal yang menjurus pada sakit kusta rohani.
Mari kita renungkan.
Padang, 100125