(Satire untuk Kang Dedi Mulyadi)
LK Ara
HATIPENA.COM – Tangkap dia, cepat!
Itu lho, yang sering menghasut rakyat,
bukan dengan senjata atau sumpah serapah,
tapi dengan kata-kata yang lebih tajam dari pisau dapur.
Dia bilang, “Jangan buang sampah sembarangan!”
Eh, gimana kalau nanti jalanan jadi terlalu bersih?
Gak ada sampah buat cari uang buat tukang sapu?
Mau nggak, para tukang sampah jadi bingung?
“Kerja apa saya, Pak?”
Bahkan, dia hasut pengemis,
suruh mereka berdiri tegak,
bukan cuma nunggu di perempatan.
Padahal kan, jadi pengemis itu profesi turun-temurun,
terus kalau semua orang kerja keras, siapa yang mau jadi ‘professional beggar’?
Gak cukup sampai di situ,
dia ajak preman pasar insaf,
berhenti narik uang parkir.
Padahal itu kan pekerjaan mulia,
ngasih rasa aman… sambil jajan kopi!
Paling parah, dia ngingetin PNS biar jangan malas,
eh, tapi nanti kan semua kerja sungguhan,
mau nggak, seluruh kantor jadi penuh dengan karyawan yang serius?
Mana ada lagi yang bisa tidur sambil tutup rapat!
Lalu dia bilang,
“Jaga alam, jangan merusak hutan!”
Padahal kan, hutan itu kan punya bisnis kayu,
kalau ditinggalkan begitu aja, mau makan apa orang hutan?
Tapi yang lebih parah,
dia malah disukai orang!
Gimana sih, rakyat ini?
Menyambut hasutannya seperti menyambut nasi goreng hangat—
langsung dimakan tanpa pikir panjang.
Maka, mari kita laporkan dia!
Bukan karena dia jahat,
tapi karena dia bikin kita semua kepikiran!
Dia itu penghasut akal sehat yang bahaya,
gubernur konten yang harus segera dihapus,
karena jika dibiarkan,
bisa-bisa negara ini jadi… betul-betul beres! (*)