Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Potensi Tokoh Asli Pesawaran

March 9, 2025 14:34
IMG-20250309-WA0090

Mohammad Medani Bahagianda

HATIPENA.COM – Potensi tokoh asli dari Pesawaran, baik tokoh adat maupun masyarakat, sebenarnya cukup besar untuk menjadi pemimpin daerah sebagai Bupati Pesawaran. Namun, banyak kendala yang menyebabkan tokoh-tokoh lokal belum berhasil mengisi posisi penting tersebut. Salah satu tantangan terbesar adalah sulitnya menemukan kombinasi antara kemampuan finansial dan kepopuleran pada satu sosok.

Banyak tokoh adat atau masyarakat yang cukup populer di kalangan lokal, namun mereka kerap kali tidak memiliki dukungan finansial yang memadai untuk mendukung kampanye politik atau program-program pembangunan besar. Di sisi lain, mereka yang memiliki kekuatan finansial biasanya tidak mendapatkan dukungan luas atau kurang dikenal di kalangan masyarakat.

Selain kemampuan finansial, tantangan lainnya adalah minimnya keberanian atau jiwa “gambling” dari tokoh lokal untuk menginvestasikan sumber daya finansial demi kepentingan masyarakat Pesawaran.

Tokoh-tokoh potensial cenderung enggan mengambil risiko, terutama dalam hal mengeluarkan dana pribadi untuk membangun infrastruktur atau mendorong program-program sosial di daerah. Mereka lebih memilih menjaga kepentingan pribadi atau kelompok daripada mengambil langkah nyata untuk kemajuan bersama.

Kurangnya rasa persatuan dan rasa memiliki di kalangan para tokoh juga menjadi penghambat kemajuan kepemimpinan lokal. Persaingan antarkelompok, baik dalam adat maupun politik, sering kali menyebabkan perpecahan dan menghalangi terciptanya gerakan kolektif untuk membangun Pesawaran.

Sebagai hasilnya, perjuangan untuk memajukan daerah cenderung terpecah-pecah dan lebih fokus pada kepentingan individu atau kelompok kecil.

Tokoh lokal juga sering kali mengutamakan piil pesenggiri (harga diri, kehormatan), namun sayangnya tanpa pemahaman yang mendalam tentang nilai tersebut.

Piil pesenggiri seharusnya menjadi nilai luhur yang menjaga martabat dan integritas masyarakat, tetapi dalam praktiknya, konsep ini sering disalahartikan atau digunakan untuk memperkuat ego atau kepentingan pribadi, bukan untuk kemajuan bersama.

Nilai ini lebih sering dijadikan alasan untuk mempertahankan status quo daripada dorongan untuk perubahan.
Salah satu tantangan terbesar lainnya adalah fenomena balak babah (besar omong), di mana banyak tokoh lokal yang gemar berbicara besar dan memberikan janji-janji tanpa ada tindakan nyata. Ide-ide besar sering kali hanya berhenti di wacana, dan realisasi di lapangan sangat minim.

Masyarakat Pesawaran sering kali dibuat kecewa karena harapan-harapan besar yang tidak kunjung diwujudkan.

Akibat dari berbagai kendala ini, Pesawaran akhirnya sering dipimpin oleh tokoh yang berasal dari luar wilayah tersebut. Tokoh dari luar Pesawaran, yang memiliki jaringan politik lebih luas, dukungan finansial lebih kuat, dan pengalaman yang lebih baik dalam dunia politik, lebih mampu memanfaatkan situasi ini.

Sementara itu, tokoh-tokoh asli Pesawaran hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri, tidak mampu bersaing atau berperan secara maksimal dalam memimpin daerahnya menuju kemajuan.

Jika tokoh lokal Pesawaran ingin mengambil peran yang lebih besar, dibutuhkan perubahan dalam cara berpikir dan bertindak.

Mereka perlu memiliki keberanian untuk mengambil risiko finansial demi kesejahteraan masyarakat, membangun rasa persatuan, memahami nilai-nilai lokal secara mendalam, serta bergerak dari sekadar janji menjadi tindakan nyata.

Hanya dengan langkah-langkah tersebut, tokoh asli Pesawaran bisa benar-benar mengambil peran penting dalam memajukan daerahnya dan tidak lagi menjadi penonton dalam dinamika politik lokal. (*)