Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Prabowo Ingatkan Ciri Negara Gagal

January 31, 2025 21:00
IMG-20250131-WA0114

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

HATIPENA.COM – Wak, duduk yang serius. Kalau kurang kopi, tambah lagi. Prabowo mau ngomong ni. Ya, Prabowo. Sang jenderal yang tak pernah lelah mengingatkan kita tentang “ciri-ciri negara gagal.” Ente kalau gagal dekati Noh Ran, jangan salahkan Bukilic. Ups, maaf.

Peringatan Prabowo seolah-olah kita hidup di film dystopian. Film yang sedang diproduksi oleh Netflix. Tapi tunggu dulu, wak! Siapa yang benar-benar mendengarkan? Apakah kita semua sibuk scroll TikTok sambil ngopi? Atau mungkin terlalu asyik berdebat di X tentang siapa yang lebih layak jadi presiden, manusia atau AI?

Prabowo bilang, negara gagal itu ketika tentara dan polisi lebih sibuk ngurusin urusan politik dari ngurusin keamanan. Ya ampun, Pak. Kita sudah tahu. Tapi, apa kita bisa menyalahkan mereka? Politik itu seperti buffet all-you-can-eat. Semua orang ingin mencicipi, bahkan yang seharusnya hanya jadi penjaga pintu.

Tentara dan polisi? Mereka seperti superhero yang terjebak dalam drama keluarga. Di satu sisi, mereka harus menjaga keamanan. Di sisi lain, mereka dipanggil untuk jadi bintang tamu di panggung politik. Bayangkan, satu hari mereka berjaga di perbatasan, esoknya mereka sudah jadi bahan meme di Instagram. Hidup mereka lebih sibuk dari jadwal konser Coldplay.

Tapi, mari kita jujur. Apakah kita benar-benar peduli? Kita, rakyat kecil, lebih khawatir tentang harga cabe yang naik turun seperti rollercoaster. Atau, lebih parah lagi, kuota internet yang habis di tengah streaming drakor favorit. Negara gagal? Mungkin. Tapi selama WiFi masih nyala, kita masih bisa bertahan.

Prabowo juga bilang, negara gagal itu ketika hukum tidak ditegakkan. Bagian ini saya suka. Tambah kopi lagi, ah. Hukum di sini kadang seperti hantu. Ada yang bilang ada, tapi buktinya susah dicari. Kita lebih sering melihat hukum ditegakkan di sinetron dari di kehidupan nyata. Di sinetron, pelaku korupsi selalu ketahuan di episode terakhir. Di dunia nyata? Mereka malah jadi bintang tamu di acara talkshow.

Tapi, jangan salah sangka. Prabowo bukanlah nabi yang datang dari gunung untuk menebar petuah. Dia hanya mengingatkan kita tentang apa yang sudah kita tahu, tapi sengaja kita abaikan. Seperti alarm pagi yang terus kita snooze, padahal tahu kita akan terlambat kerja.

Apa solusinya,wak? Apakah kita harus membangun bunker dan menyimpan stok mi instan? Atau mungkin kita harus mulai belajar bertahan hidup di hutan? Tunggu dulu. Sebelum kita panik, mari kita ingat satu hal. Selama kita masih bisa sukses Prabowo dengan Makan Bergizi Gratis, negara ini belum sepenuhnya gagal.

Tapi, jika suatu hari nanti kita tidak bisa lagi mengakses Tiktok atau YouTube, barulah kita tahu, negara ini benar-benar sudah di ujung tanduk. Sampai saat itu, mari kita nikmati saja drama politik ini seperti menonton reality show. Karena, siapa tahu, mungkin suatu hari nanti kita akan menang hadiah utama, negara yang tidak gagal. (*)

#camanewak