Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
RANKING FIFA. Angka-angka kosong tanpa jiwa, kata para fans Timnas Indonesia. Toh, apa gunanya jago di Asia Tenggara? “Kami sedang fokus lolos ke Piala Dunia,” seru mereka sambil menatap peta dunia. Lawan? Australia, Bahrain, Jepang, dan China. Sekali lagi, Australia. Bukan tim lemah, katanya. Ya, siapa yang butuh mengalahkan Vietnam atau Thailand? Itu kan cuma tetangga sebelah.
Namun, ironi kadang menggigit. Hari ini, Vietnam sedang bersuka cita. Nguyen dengan pemain Brazilnya meninggalkan Garuda jauh di belakang. Thailand, meski kalah di leg pertama final Piala AFF 2024 melawan Vietnam, tetap nyaman di puncak ASEAN dengan ranking FIFA 97 dunia.
Sementara itu, anak asuh STY terpeleset ke posisi 130 dunia. Apa ini kabar buruk? Ah, tentu tidak, jika kita mengabaikan realitas dengan penuh gaya.
Vietnam menari di atas panggung Phu Tho Provincial Stadium, mencetak dua gol lewat bintang naturalisasi mereka, Nguyen Xuan Son. Sementara Thailand hanya berhasil mencuri satu gol lewat Chalermsak Aukkee.
Kemenangan 2-1 untuk Vietnam ini bukan hanya soal Piala AFF, tapi juga hadiah manis berupa tambahan +2,79 poin FIFA. Kini mereka duduk nyaman di posisi 112 dunia.
Sementara itu, Timnas? “Lain ladang, lain belalang.” Kekalahan di fase grup Piala AFF 2024 menjadi tamparan keras. Empat laga, satu kemenangan. Itu cukup untuk melorot lima peringkat. Kini, dengan 1.130,50 poin, kita berada di posisi 130 dunia.
Di ASEAN, hanya lebih baik dari Laos dan Brunei. Tetapi, siapa peduli? Ranking FIFA hanyalah angka di atas kertas. Bukankah begitu?
Thailand, sang raja ASEAN, memang kalah di leg pertama. Namun, posisinya di ranking FIFA tetap kokoh. Dengan 1.227,89 poin, tim Gajah Perang ini bertengger di peringkat 97 dunia. Kekalahan ini hanya mengurangi -2,79 poin dari koleksi mereka. Sebuah pengurangan yang, dalam dunia sepak bola penuh logika kita, terasa seperti angin sepoi-sepoi di pantai Phuket.
Lalu, apakah kita harus sedih? Tentu saja tidak. Bagi fans Timnas Indonesia, angka adalah ilusi, dan realitas adalah sekadar konstruksi. Jika Vietnam melesat empat peringkat, biarkan saja. Jika Thailand tetap nomor satu, abaikan saja. Toh, impian besar sedang menanti.
Piala Dunia 2026. Lawan kita Australia, bukan Laos. Fokus saja ke situ. Karena siapa tahu, keajaiban bisa terjadi, meski sejarah berkata sebaliknya.
Ranking FIFA? Itu cuma candu untuk mereka yang butuh validasi. Kita? Kita punya mimpi. Sederhana saja, asal jangan lupa bangun.
#camanewak