Ilustrasi : AI/ Wak Rojam
Penulis : Rosadi Jamani *)
HATIPENA.COM – Setelah pesta kemenangan yang heboh, pasukan Red Force akhirnya menikmati waktu istirahat mereka. Jenderal Koheejin dengan santainya membuka jubah militernya (masih ada noda plasma) dan mengumumkan sesuatu yang luar biasa, “Seluruh pasukan, istirahat total selama 24 jam! Silakan jogging, ngopi, pacaran, atau menonton film Star Wars versi klasik. Pokoknya, jangan ada yang latihan dulu. Error dikit, tamat riwayat kalian!”
Maka dimulailah hari libur yang sangat langka bagi para pejuang antargalaksi.
Mega Hangestri Pertiwi sibuk mengasah Plasma Spike-nya sambil menyeruput kopi asteroid panas. Ia juga membuka bungkusan kiriman cowoknya, Dio Novandra berupa nasi langgi, pecel gudeg, pecel pincuk, suwar-suwir, wedang cor, prol tape, dan jenang waluh. Sambil menikmati makanan khas Jember itu, sesekali ia menatap ke luar angkasa, mengingat pertarungannya yang super epik.
Vanja Bukilic yang sudah fresh diurut Mak Leha lebih memilih mode santai. Ia tiduran di atas drone pengantar pizza intergalaksi, sambil ngemil burger meteor kiriman mahasiswa Serbia yang sedang demo.
Yeom Hye Seon dan Pyo Seung Ju malah bikin taruhan siapa yang bisa nonton semua episode Intergalactic Survival Show tanpa tertidur.
Jung Hoyoung dan Park Eun Jin? Asyik ngerumpi pacar. “Badan kita inikan tinggi, cowok kita mesti tinggi juga dong,” ujar Eun Jin sambil meniup jempolnya.
Di bawah cahaya nebula romantis, mereka berbagi momen manis, sampai akhirnya diserang gangguan dari Noh Ran, yang sengaja bikin prank dengan suara ledakan palsu. “Eh, kalian jangan ngomongin tinggi badan ya. Gini-gini banyak ngicar gue dari Indonesia,” teriak Noh Ran yang memakai kemeja ketat kuning. Ehem..
Namun, di tengah euforia itu, Jenderal Koheejin mendapat kabar buruk. AI Peppers Prime telah mengaktifkan protokol perang mereka. Tanda perang tak bisa dihindarkan.
Di sisi lain galaksi, Jenderal Chang Soyeoun, pemimpin AI Peppers Prime, sedang merancang strategi perang. Ia bukan sekadar pemimpin biasa, ia bengis, tanpa ampun, dan sangat menyukai boba teh galaksi.
“Red Force menang lawan Hi Pass? Huh, itu cuma pemanasan!” katanya sambil memegang Neural Blade, senjata AI yang bisa membaca pikiran lawan sebelum mereka menyerang.
Ia tak sendirian. Tiga prajurit elitnya adalah legenda yang ditakuti di seluruh jagat raya. Ada Taylor Fricano, prajurit bayaran yang dikenal sebagai “Pemburu Bintang”. Senjatanya? Plasma Storm Rifle, senjata yang bisa menembakkan badai plasma dengan kecepatan 10.000 kali kecepatan suara.
Ada Park Jeung Ah, ahli strategi dengan Tactical Mirage Suit, armor yang bisa menciptakan klon holografis sebanyak yang dia mau. Lawan sering kebingungan, mana yang asli, mana yang cuma ilusi.
Ada juga Lee Yerim, sang ahli gravitasi. Ia menggunakan Singularity Gauntlet, sarung tangan yang bisa menciptakan lubang hitam mini dan menghisap musuh ke dalamnya. Lim Ju Eun, sniper terbaik di galaksi dengan Void Sniper X-99, senjata yang bisa menembak dari satu planet ke planet lain.
Terakhir, Yu Zhang, ahli bela diri antarbintang. Dengan Chrono Blade, ia bisa menyerang musuh dalam beberapa garis waktu berbeda secara bersamaan.
Jenderal Chang Soyeoun sudah siap. Red Force juga harus bersiap.
Kembali ke markas Red Force, seluruh prajurit elit dikumpulkan. Jenderal Koheejin menatap pasukannya dengan mata yang penuh api pertempuran.
“Hari Rabu, 19 Februari, pukul 17.00 kita akan menyerbu markas AI Peppers! Jangan kasih ampun, babat semua!”
Seketika ruangan jadi hening. Semua prajurit menyadari bahwa pertempuran kali ini akan jauh lebih sulit.
Koheejin melanjutkan,
“Satu hal yang harus kalian ingat… JANGAN ERROR! Error itu sama dengan bunuh diri! AI Peppers itu jagoan error detection, sekali kalian ngaco, tamat sudah!”
Kemudian, satu per satu, ia memberikan tugas khusus kepada pasukan elitnya. Mega Hangestri Pertiwi dengan Plasma Spike, ia bertugas menghancurkan perisai AI Peppers dari jarak dekat. Vanja Bukilic menggunakan Photon Blaster Dual-Wield, ia harus menghabisi unit-unit tempur otomatis mereka.
Yeom Hye Seon memanfaatkan Quantum Pulse Cannon, ia akan menembus pertahanan cyber musuh.Park Eun Jin dengan Celestial Sonic Daggers, ia harus bergerak cepat dan memburu target penting.
Lalu, Jung Hoyoung menggunakan Nebula War Bow, ia akan melancarkan serangan presisi dari kejauhan. Pyo Seung Ju bertugas mengacaukan sistem AI dengan Neural Hack Gauntlet.
Dan, ehem..Noh Ran dengan Hyper Reflex Mode, ia akan menjadi eksekutor terakhir yang menangkis setiap serangan prajurit Chang Soyeoun.
Setelah instruksi diberikan, pasukan Red Force pun kembali ke area latihan. Di simulator perang, mereka menguji kekuatan masing-masing. Mega dan Vanja bertarung satu lawan satu dalam duel plasma.
Yeom Hye Seon dan Jung Hoyoung melatih kombinasi tembakan jarak jauh.
Noh Ran mencoba menghindari serangan dari 100 drone AI secara bersamaan. Pyo Seung Ju berhasil membajak sistem keamanan simulator hanya dalam 10 detik.
Sementara itu, Koheejin hanya duduk di pojokan sambil menyeruput kopi liberika kiriman Wak Leman dari Pontianak.
“Besok, kita bakal bikin AI Peppers menyesal pernah lahir di galaksi ini.”
Pasukan Red Force pun siap. Perang baru akan dimulai, 19 Februari pukul 17.00. (*)
#camanewak
*) Ketua Satupena Kalbar