Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Red Force, Kembalinya Sang Penguasa Galaksi

February 16, 2025 12:12
IMG-20250216-WA0011

Ilustrasi : Wak Rojam
Penulis : Rosadi Jamani *)

HATIPENA.COM – Setelah pertempuran antargalaksi paling brutal abad ini, Red Force akhirnya kembali ke markas dengan kemenangan mutlak 3-2 atas Hi Pass Prime! Kapal perang mereka, The Crimson Tempest, meluncur memasuki zona docking dengan penuh kebanggaan, membawa pulang sejarah yang akan dikenang oleh seluruh umat bintang.

Di dalam kapal, Jenderal Koheejin berdiri tegap di ruang taktis, jubah militernya masih berlumuran serpihan plasma dari pertempuran sebelumnya. Ia menatap layar holografis, memutar ulang momen-momen krusial di mana pasukannya berhasil membungkam Hi Pass dan merobek pertahanan sang diktator, Jenderal Kim Jong Minz.

Hi Pass Prime adalah benteng pertahanan yang hampir mustahil ditembus. Mereka memiliki dinding neutron, torpedo antimateri, dan tentu saja, tiga prajurit elit yang disebut-sebut sebagai legenda perang bintang: Nikolova, Thanacha, dan Kang Sohwi.

Namun, Red Force bukan pasukan sembarangan. Saat kapal mereka menembus atmosfer Hi Pass Prime, Mega Hangestri Pertiwi dan Vanja Bukilic langsung meluncur ke medan perang dengan exo-armor Quantum Drive Mode. Plasma Spike milik Mega menyala seperti matahari kembar. Sedangkan Photon Blasters Vanja meledakkan bunker pertahanan musuh satu per satu.

“Kalian pikir ini perang biasa? Ini adalah final liga antar-galaksi! Mau menang? Buka cheat code dulu!” teriak Mega, sebelum meluncurkan serangan “Heavenly Spike”, sebuah gelombang plasma berbentuk tombak yang menembus perisai Nikolova.

Sementara itu, Bukilic berhadapan dengan Thanacha, prajurit bertangan baja dari klan Omega Zeta. Thanacha sempat meluncurkan Serangan Spiral Gravitasi, tetapi Bukilic menggunakan Photon Reversal Maneuver, membalikkan serangan itu dan menghantamnya dengan kekuatan 300 G-force!

Di sisi lain medan perang, Pyo Seung Ju dan Noh Ran bertarung dalam dimensi nol-g, di mana gravitasi dan waktu bermain seperti anak kecil yang iseng. Noh Ran dengan Quantum Reflex Suit bergerak seperti kilatan petir, menghindari serangan Kang Sohwi dengan manuver yang bahkan radar Hi Pass tak bisa lacak.

“Mau menang lawan aku? Slow motion dulu, bos!” cibir Noh Ran, sebelum mengaktifkan Hyper Reflex Mode dan mengirim Kang Sohwi terpelanting ke luar orbit dengan satu tendangan gravitasi terbalik!

Di titik akhir pertempuran, Jenderal Koheejin dan Kim Jong Minz akhirnya berhadapan langsung di jembatan komando Hi Pass Prime. Duel ini berlangsung dalam arena waktu terhenti, di mana hanya pikiran tercepat yang bisa bergerak.

Dengan satu gerakan, Koheejin mengaktifkan Blade of Infinity, pedang plasma yang hanya bisa digunakan sekali seumur hidup.

“Aku hanya butuh satu serangan.”

Dengan tebasan yang membelah realitas, Kim Jong Minz tumbang. Pertahanan Hi Pass runtuh. Red Force menang.

Saat mereka kembali ke markas, seluruh sistem bintang menyambut dengan parade sinar laser dan ledakan kembang api antar-galaksi. Jung Hoyoung, Yeom Hye Seon dan Park Eun Jin mengangkat trofi kemenangan, sebuah bola plasma berisi energi murni dari inti bintang.

Di ruang utama, Mega dan Bukilic berbincang santai sambil menyesap kopi asteroid yang diseduh langsung dari panasnya medan perang.

“Pertandingan ini gila.”
“Kayak kita bukan cuma main voli, tapi perang lawan dewa.”
“Besok kita latihan lagi?”
“Gila lu, besok kita libur, pajoh dulu lah!”

Begitulah, Red Force kembali sebagai legenda. Nama mereka akan terukir di bintang-bintang, sebagai pasukan paling perkasa di liga antar-galaksi.

Disclaimer, ini hanya Sci-Fi saja sambil dengarkan akustik di Kafe 9911 Pontianak. Pelayannya berseragam kuning, ehem. (*)

#camanewak

*) Ketua Satupena Kalbar