Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Sinergi Sekolah dan Rumah: Kunci Mencetak Generasi Berakhlak Mulia

March 21, 2025 21:24
IMG-20250321-WA0008

Oleh. Drs. Mochamad Taufik, M.Pd. Mhs S3 UII DALWA Bangil

#menuli30esai_opiniromadhon1446H. Esai ke 10:

HATIPENA.COM – Dalam membentuk karakter dan akhlak mulia anak, sekolah dan rumah memiliki peran yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya adalah ekosistem utama yang membentuk kepribadian seorang anak sejak dini. Jika sekolah dan rumah berjalan beriringan, maka generasi yang tumbuh akan memiliki akhlak yang kuat, karakter yang unggul, dan kelak siap menjadi pemimpin masa depan. Sebaliknya, jika salah satu ekosistem ini tidak berfungsi dengan baik, maka pendidikan karakter anak menjadi timpang dan sulit mencapai hasil yang maksimal.

Sekolah sebagai Wadah Pendidikan Karakter

Sekolah bukan sekadar tempat mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan akhlak. Kurikulum yang baik tidak hanya mengajarkan sains dan teknologi, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan agama, kegiatan ekstrakurikuler, serta interaksi sosial di sekolah menjadi laboratorium nyata bagi anak dalam membangun kebiasaan baik.

Dalam Islam, pendidikan akhlak menjadi prioritas utama. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).

Hadis ini menegaskan bahwa pendidikan akhlak adalah bagian fundamental dalam kehidupan manusia. Sekolah harus memastikan bahwa pembelajaran yang diberikan bukan hanya menekankan aspek intelektual, tetapi juga pembentukan karakter.

Namun, sekolah tidak bisa bekerja sendiri. Guru hanya mendampingi anak selama beberapa jam dalam sehari, sedangkan waktu yang lebih banyak mereka habiskan di rumah. Di sinilah peran keluarga menjadi sangat krusial.

Keluarga sebagai Pondasi Akhlak Mulia

Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Sejak lahir, anak belajar dari orang tuanya—bukan hanya dari ucapan, tetapi juga dari tindakan. Jika orang tua membiasakan berkata jujur, sopan, dan bertanggung jawab, maka anak pun akan meniru kebiasaan tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan rumah penuh dengan kemarahan, kebohongan, dan sikap permisif terhadap kesalahan, maka anak akan tumbuh dengan karakter yang lemah.

Al-Qur’an memberikan panduan jelas mengenai tanggung jawab orang tua dalam membentuk karakter anak. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6).

Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menekankan bahwa orang tua bertanggung jawab dalam menjaga keluarganya dari perbuatan yang dapat menjerumuskan ke dalam neraka. Ini termasuk membimbing anak agar memiliki akhlak yang baik sejak dini. Orang tua yang tidak mendidik anaknya dengan nilai-nilai Islam berarti telah lalai dalam amanah yang diberikan Allah.

Al-Qurtubi dalam tafsirnya juga menegaskan bahwa peran utama orang tua adalah mendidik anak dalam hal tauhid dan akhlak. Jika anak hanya diberikan pendidikan akademik tanpa pembinaan karakter, maka ia akan tumbuh tanpa pondasi moral yang kuat. Oleh karena itu, keluarga harus menjadi tempat pertama yang menanamkan nilai-nilai kejujuran, kesabaran, dan tanggung jawab.

Sinergi Sekolah dan Rumah untuk Generasi Pemimpin

Untuk mencetak generasi yang hebat dan siap menjadi pemimpin masa depan, sekolah dan rumah harus bersinergi. Sekolah bisa memberikan teori tentang kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab, tetapi rumah adalah tempat di mana nilai-nilai itu dipraktikkan setiap hari.

Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang beriman, serta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka…” (QS. At-Thur: 21).

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa keberhasilan generasi selanjutnya sangat bergantung pada pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Jika keluarga menanamkan nilai-nilai keimanan dengan baik, maka anak-anak mereka akan tumbuh dengan karakter yang kuat dan memiliki keteladanan dalam masyarakat.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan agar sekolah dan rumah bisa saling mendukung dalam membangun karakter anak, antara lain:

  1. Komunikasi yang Intensif antara Guru dan Orang Tua
    Sekolah harus melibatkan orang tua dalam setiap perkembangan anak. Bukan hanya melalui rapat orang tua, tetapi juga dengan diskusi rutin tentang bagaimana membangun karakter yang baik bagi anak.
  2. Keselarasan dalam Pendidikan Akhlak
    Jika sekolah mengajarkan anak untuk disiplin dan bertanggung jawab, maka rumah juga harus menanamkan kebiasaan yang sama. Misalnya, jika di sekolah anak diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, di rumah juga harus ada kebiasaan yang serupa.
  3. Memberikan Teladan yang Baik
    Anak-anak lebih mudah belajar dari contoh nyata. Jika guru dan orang tua sama-sama memberikan contoh akhlak yang baik, maka anak akan lebih mudah menyerap dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.
  4. Membiasakan Dialog Positif
    Baik di sekolah maupun di rumah, anak perlu diajarkan cara berkomunikasi yang santun dan menghargai pendapat orang lain. Ini penting untuk membentuk jiwa kepemimpinan sejak dini.
  5. Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan
    Akhlak yang baik bersumber dari nilai-nilai agama. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan keluarga untuk bersama-sama menanamkan pemahaman agama yang benar, agar anak tumbuh dengan moral yang kuat.

Kesimpulan: Mencetak Generasi Hebat Butuh Kerja Sama

Jika ingin melahirkan generasi yang berakhlak mulia dan siap menjadi pemimpin masa depan, maka sekolah dan rumah harus berjalan beriringan. Sekolah memberikan ilmu dan disiplin, sementara rumah menjadi tempat di mana nilai-nilai tersebut dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT berfirman:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

Menurut Tafsir Ath-Thabari, ayat ini menegaskan bahwa tugas membangun masyarakat yang baik bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi harus dilakukan bersama-sama. Dalam konteks pendidikan, sinergi antara sekolah dan rumah adalah bagian dari usaha kolektif untuk mencetak generasi yang memiliki karakter unggul.

Generasi hebat tidak lahir begitu saja. Mereka dibentuk dari lingkungan yang sehat, penuh kasih sayang, dan didukung oleh sinergi yang kuat antara sekolah dan keluarga. Jika kedua ekosistem ini bersatu, maka bangsa ini akan memiliki pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.(*)