Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025

Sultan Agung dan Haji

May 1, 2025 16:11
IMG-20250501-WA0062

M. Habib Purnomo

HATIPENA.COM – Sekarang sedang masa keberangkatan haji, Ingat perjalanan haji, saya jadi ingat Sultan Agung Mataram yang memerintah kesultanan Mataram dari 1613 M – 1645 M.

Pada musim haji, Sultan Agung kirim jama’ah haji dengan gunakan kapal Inggris yang bernama ‘reformation’.

Pada masa Sultan agung ini jama’ah hajinya terbatas dan hanya orang-orang pilihan kerajaan yang bisa berangkat.

Nahas, sampai di Kepulauan Seribu kapal yang mengangkut jama’ah haji ini di cegat oleh Belanda dan semua penumpangnya diturunkan dan ditahan oleh VOC di Batavia.

Mendengar kabar ini Sultan Agung murka dan duta besar VOC dihukum dibuang ke kolam buaya.

Untuk membalas perlakuan Belanda atas dipenjaranya jama’ah haji Mataram maka Sultan Agung mengirim pasukan untuk menyerbu Batavia hingga dua kali. Start penyerangannya dari pelabuhan Tegal (Pelabuhan Tegal Jawa Tengah tempat keluar masuk Kesultanan Mataram).

Walau menurut Belanda serangan Mataram itu gagal tapi fakta sejarah gubernur Jendral VOC yang paling legendaris JP Coen tewas sewaktu perang dengan Mataram ini.

Kalau sekarang di Jakarta ada jalan Pegangsaan (gong alat komando perang) ada Warteg (Warung Tegal) ada daerah Matraman (Mataraman) mengingatkan kita mungkin saja istilah-istilah itu ada kaitannya dengan sejarah ketika Mataram menyerbu Batavia yang menurut De Graaf (sejarawan Belanda) sebabnya karena jama’ah haji Mataram dicegat dan dipenjara oleh Belanda di Batavia.

Sayang, Sultan Agung Mataram yang gagah perkasa dan berdaulat itu ketika telah wafat diganti Amangkurat putra Mahkota yang sudah dibina oleh Belanda dan Amangkurat menyerahkan kedaulatan (kekuasaan) Mataram kepada Belanda, sejak saat itu Mataram mulai dikuasai (dijajah) Belanda.

Trunojoyo (Taruna Jaya) dari Jawa Timur yang tidak terima dengan penyerahan kedaulatan Mataram ke Belanda oleh Raja Amangkurat ini kemudian menyerbu ibu kota Mataram dan Amangkurat kabur dari istananya akan berlindung ke Batavia, namun baru sampai pelabuhan Tegal sakit dan meninggal dunia dan dimakamkan di Tegal. (*)