Ilustrasi : Wak Rojam
Penulis : Rosadi Jamani *)
HATIPENA.COM – Timnas. Kekasih yang tak pernah setia, tapi selalu kita setia padanya. Dua kekalahan beruntun di Piala Asia U20. Iran menghajar 3-0. Uzbekistan menuntaskan dengan 1-3. Darah mendidih. Emosi meledak. Indra Safri jadi bulan-bulanan. Erick Thohir dihujat karena berani memecat Shin Tae Yong. Arya Sinulingga, sang Exco PSSI, tak luput dari cercaan. Bahkan Bung Towel dan Coach Justin, dua pundit yang dulu gemar mengkritik STY, kini jadi sasaran empuk. Semua salah. Semua gagal. Tapi, di tengah reruntuhan harapan, muncul mantra sakti, “Tetap Cinta Timnas Walau Kalah Terus.”
Filosofi apa ini? Kesetiaan buta? Ataukah bentuk masokisme kolektif?
Mari kita renungi sambil seruput kopi tanpa gula.
Cinta pada Timnas adalah cinta yang tak masuk akal. Seperti mencintai seorang penyair yang selalu menulis puisi buruk, tapi kita tetap membacanya dengan harap-harap cemas. Kita tahu hasilnya, kecewa. Tapi kita tetap menanti. Seolah-olah kekalahan adalah bagian dari ritual. Sebuah pengorbanan yang harus kita jalani untuk mencapai pencerahan. Apa pencerahannya? Entahlah. Mungkin hanya ilusi.
Tapi, bukankah cinta sejati seringkali absurd? Kita mencintai bukan karena sempurna, tapi justru karena cacatnya. Timnas adalah cermin dari kita sendiri, penuh kekurangan, sering gagal, tapi terus berusaha. Kita mencintai Timnas karena ia adalah kita. Kita adalah mereka. Kekalahan mereka adalah kekalahan kita. Dalam kekalahan itu, kita menemukan solidaritas. Sebuah ikatan yang tak terucapkan, tapi terasa.
Tapi, jangan salah. Cinta ini bukan tanpa syarat. Ada batasnya. Ada titik di mana kesabaran habis. Tapi, selama masih ada harapan, walau sekecil debu, kita tetap bertahan. Karena cinta pada Timnas adalah cinta pada tanah air. Pada identitas. Pada mimpi yang mungkin tak pernah terwujud, tapi tak pernah mati.
Mari kita terus mencintai Timnas. Walau kalah terus. Walau hati hancur. Walau harapan tinggal ilusi. Karena dalam cinta yang absurd ini, kita menemukan makna. Sebuah makna yang mungkin tak pernah ada, tapi kita ciptakan sendiri.
“Tetap Cinta Timnas Walau Kalah Terus.” Entahlah. Yang pasti, ini adalah cinta. Cinta yang tak masuk akal. Tapi, bukankah cinta sejati selalu begitu?(*)
#camanewak
*) Ketua Satupena Kalbar