Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
BANGKOK memanas. Bukan karena cabai mahal atau banjir datang telat. Tapi karena laga Thailand vs Filipina yang bikin deg-degan macam tunggu SMS balikan dari gebetan. Seharusnya Thailand menang gampang, tapi Filipina bikin skenario telenovela.
Babak pertama, Thailand bak raja tanpa tandingan. Peeradon Chamratsamee mencetak gol menit 37, dan langsung bikin tribun bergoyang macam konser K-pop. Filipina? Ya masih berusaha, tapi lebih mirip figuran di sinetron. Babak ini milik Thailand, 1-0.
Masuk babak kedua, Thailand makin pede. Patrik Gustavsson, dengan gaya ala pahlawan anime, mencetak gol menit 54. Skor 2-0. “Final, kami datang!” mungkin sudah jadi tagline mereka. Tapi, Filipina rupanya belajar dari drama India.
Mereka melancarkan serangan balik yang bikin jantung penonton Thailand hampir copot. Bjorn Martin Kristensen bikin gol di menit 81, dan langsung jadi idola dadakan. Agregat 3-3. Tunda dulu konfeti, Bung!
Wasit Jepang, Hiroyuki Kimura, yang mungkin bosan jadi babysitter pemain, menginstruksikan babak tambahan. 15 menit pertama? Nihil gol. Penonton sudah mulai cari-cari tukang kopi, pikir pertandingan ini bakal lanjut sampai sahur.
Tapi, di babak tambahan waktu kedua, menit 117, Suphanat Mueanta muncul bak dewa penyelamat. Golnya langsung bikin pelatih Filipina, A. Capellas Herms, bengong macam kehilangan dompet. Thailand lolos, agregat 4-3.
Final nanti? Thailand vs Vietnam. Katanya sih “final ideal”. Ya ideal kalau ente fans dua negara itu. Kalau bukan? Siap-siap, kita bahas lagi telenovela sepak bola selanjutnya.
#camanewak