Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)
DANA zakat. Katanya untuk fakir miskin. Katanya untuk kemaslahatan umat. Lalu, surprise! Sekarang jadi bahan diskusi, cocok nggak buat program makan gratis ala negara?
Ketua DPD RI, Sultan B Najamuddin, punya ide cemerlang. “Kenapa nggak zakat aja?” katanya. Potensi zakat, infak, dan sedekah katanya Rp 300 triliun. Wah, duit sebanyak itu kalau ditumpuk bisa jadi kursi buat rapat DPR. Tapi tunggu, zakat itu kewajiban agama atau subsidi pemerintah terselubung? Nah, itu dia pertanyaannya.
Gini lho, wak! Program makan bergizi gratis (MBG) ini kan niatnya bagus. Kasih makan orang lapar, terutama anak-anak. Sayangnya, seperti sinetron episode panjang, realisasinya penuh drama. Dari 937 dapur yang katanya siap, cuma 156 yang benar-benar buka. Sisanya? Ah, mungkin sibuk cari panci.
Presiden Prabowo? Nggak happy. Laporannya manis, hasilnya pahit. Ada yang bilang ini soal koordinasi. Ada juga yang bilang ini soal, ehem, alokasi. “Kenapa zakat? Kenapa bukan APBN?” tanya netizen, yang lebih kritis dari sidang pleno.
Sultan berargumen, keterlibatan masyarakat penting. Betul, rakyat harus berkontribusi. Tapi kan zakat ini bukan donasi biasa. Ada syarat, ada rukun. Uang zakat itu kayak nasi tumpeng, harus sampai ke orang yang benar-benar butuh, bukan jadi lauk untuk memperbaiki sistem yang bolong.
Kritikus bilang ini langkah maju. Majunya ke mana? Ke jurang kebingungan? Atau ke ruang rapat yang isinya “kita bahas nanti saja”?
Lagi seru-serunya bahas zakat, muncul berita siswa keracunan makan gratis. Duh, jangankan bergizi, sehat aja nggak. Apa kabar audit dapur? Prabowo marah besar. Mungkin mikir, “Apa perlu saya masak sendiri?”
Lalu, ada dugaan laporan palsu dari Badan Gizi Nasional. Katanya siap, ternyata nggak. Kalau zakat dipakai, siapa yang jamin uangnya nggak menguap kayak anggaran lainnya?
Solusinya apa? Entahlah. Mungkin kita butuh rencana yang lebih realistis. Atau setidaknya, lebih konsisten. Kalau anggaran negara nggak cukup, ya dicukup-cukupin, bukan nyerempet hak umat. Zakat itu suci, jangan jadi solusi darurat buat kebijakan yang nggak matang.
Mari kita berpikir ulang. Jangan sampai niat mulia ini malah jadi bahan meme atau thread panjang di medsos. Zakat itu buat membantu, bukan buat menambal. Toh, kita masih punya APBN, kan? Kan?
#camanewak