Bandar Lampung, Hatipena – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Thomas Amirico segera mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala sekolah tingkat SLTA, agar anak didiknya diberi latihan menulis terlebih dahulu, sebelum mengikuti pelajaran yang akan diberikan guru di setiap kelas.
Kebijakan ini menyusul rendahnya tingkat Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Provinsi Lampung, yang hanya 64,81. Skor ini sekaligus menunjukkan IPLM daerah Lampung termasuk rendah dan di bawah rata-rata nasional, yaitu 73,75 atau setara dengan 15,49.
“Jadi IPLM kita di bawah rata-rata nasional. Karena itu harus ada langkah dan strategi agar IPLM kita bisa meningkat,” ungkap Thomas saat memberikan paparan pada acara Gebyar Literasi Nasional, yang digelar oleh Forum Literasi Lampung, di Gedung Nuwa Baca Zainal Abidin Pagaralam, Selasa (29/7/2025).
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Perpustakaan Nasional E. Aminudin Aziz, Bunda Literasi Lampung Purnama Wulan Sari Mirza, para kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, komunitas baca, persatuan penulis, dan penggiat literasi Lampung.
Thomas menjelaskan, Generasi Z atau Gen-Z, saat ini mengalami kemunduran dalam dunia literasi. Mereka banyak mengandalkan google dan dibantu oleh kecerdasan buatan. Akibatnya, kemampuan menulis mereka menjadi rendah.
“Mereka sudah malas menulis karena bisa dengan copy paste,” ujarnya di hadapan ratusan peserta dari penggiat literasi, guru, para kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, dan mahasiswa.
Thomas mengatakan, dari 15 kabupaten/kota di Lampung, Kota Metro mencatat pencapaian tertinggi, dengan skor IPLM 94,41. Sedangkan Kabupaten Lampung Timur memiliki skor terendah, yaitu 45,11. Data menunjukkan jumlah penduduk Provinsi Lampung mencapai 9.313.990 dengan jumlah civitas sekolah sebanyak 1.868.610 lembaga sekolah.
Selain itu, mantan sekretaris DPRD Lampung Selatan tersebut mengatakan, Tingkat Kegemaran Membaca (TKM) pelajar di Provinsi Lampung juga tergolong rendah, yaitu 67,67.
Ia mengatakan, para pelajar, mulai dari sekolah dasar hingga SLTA, sudah tenggelam dalam permainan game, seperti mobile legend dan lain sebagainya, yang berada di gadget. Mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan bermain game melalui smartphone.
Teknologi, katanya, telah mengubah perilaku anak didik dan masyarakat umum, termasuk cara anak-anak bermain. Generasi-Z, tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya.
“Saya perhatikan anak saya kadang tertawa sendiri dan asik dengan gadget-nya. Coba saja perhatikan anak-anak bapak/ibu di kamar, mungkin juga begitu,” ungkapnya, disambut tawa hadirin.
Guna mengatasi agar tingkat IPLM dan TKM di 15 kabupaten/kota di Lampung bisa lebih baik, kata Thomas, bulan depan surat edaran itu sudah harus dilaksanakan di setiap sekolah-sekolah.
Secara teknis, para guru, nantinya diminta agar memberi waktu kepada para pelajar untuk menulis dan mengarang apa saja selama 10 menit. Hal ini dimakksudkan untuk menumbuhkan kembali minat membaca dan menulis untuk menambah kecerdasan anak didiknya.
“Kalau kepala sekolahnya tidak mampu meningkatkan IPLM dan TKM, akan saya copot,” ancamnya. (Rizal Pandiya)