Cerpen Putu Wijaya SEORANG warga memelihara hantu di rumahnya. Berita itu mula-mula menjadi bahan tertawaan. Tetapi ketika beberapa warga mulai datang untuk menengok hantu itu…
Sigit MPS SENJA merayap perlahan, menyisakan jejak cahaya di tepi langit München yang kelabu. Angin musim gugur menari di antara dedaunan yang jatuh, menghamburkan aroma…
Cerpen Putu Wijaya TAK terasa 2025 datang. Semua orang bertanya, apa yang akan terjadi? “Kalau boleh memilih, lebih baik para koruptor, manipulator tertidur pulas semuanya….
Rosadi Jamani(Ketua Satupena Kalbar) WAK DALEK dan Wan Dolah kembali duduk di Warkop Wak Leman Jalan Haruna Pontianak. Warkop tempat budak-budak biasa main games. Tapi,…
Rosadi Jamani(Ketua Satupena Kalbar) SEPERTI biasa dua sahabat pensiunan kantor pemerintah, Wak Dalek dan Wan Dolah kembali duduk ngopi. Kali ini di Warkop Wak Leman…
Cerpen Putu Wijaya AKU menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka. Tapi satu jam kemudian aku belum berhasil memilih. Tak ada yang mantap. Penjaga…
Cerpen Putu Wijaya DI ZAMAN baheula, ada seorang bromocorah yang divonis hukuman mati. Ulahnya membunuh, menjarah, menyiksa, sangat biadab. Seluruh warga mengutuk dan berdoa supaya…
CAK ANNAS berdiri di depan sebuah toko kerajinan di sudut Bali. Ia mengenakan kain sarung usang dan kemeja lusuh. Matahari sore membakar kulitnya yang gelap….
Cerpen Anto Narasoma KEDATANGAN sahabatku Jimmy Johansyah v–penyair dari Depok– ke Palembang, sangat menggembirakan hatiku. Dia sahabat yang baik. Ketika aku menghadiri pertemuan penyair di…
Oleh Anto Narasoma SEPULANG dari sekolah, Mamad mengganti baju. Ia mengenakan kaus oblong dekil dan celana pendek rombeng. Karena memang itulah yang dimiliki anak itu….
Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.