Oleh: Wahyu IryanaPak Rektor,pagi-pagi sekali, jalan menuju kampus masih berembundan pohon-pohon akasia di tepi jalanmengibaskan daun-daun yang jatuh semalam,seperti tangan yang lelah menghapus mimpi. Pak…
Oleh: Wahyu Iryana Di Bandung hujan turun dengan cara yang tak biasaia datang seperti nyanyian tribun yang tak pernah lelahmenggema dari sudut kota hingga jantung…
Ilustrasi : Meta AI/ FatmanurPuisi Fatmanur Di tanganku suluh kecil meliuk-liuk bak tarian sufiIa lihai dari godaan sesaatNyalanya redup, ungkap berjuta kisahAir mata kehilanganCeritakan tirani…
Ilustrasi : Meta AI/ FatmanurPuisi Fatmanur Aku tak pandai merangkai katadan bermadah sepenuh jiwatak pandai curahkan rasatorehkan warna jiwa yang hampa Hanya ikuti ilusi, rupa…
Kampus UIN RIL (Foto: Humas)Puisi Wahyu Iryana *) di bawah langit ini,pohon-pohon menghafal doa dalam bisik angin,akar-akar menulis puisi di tanah basah,dan langkah-langkah para pejalanmenjadi…
Kampus UIN RIL (Foto: Kompasiana) Oleh: Wahyu Iryana *) Hujan tiba sebelum pagi benar-benar lahirjatuh perlahan di atas daun jati yang tua,pada rerumputan yang baru…
Kampus UIN RIL (Foto: Humas)Puisi Wahyu Iryana *) di bawah langit yang tak henti-henti menampung doakampus ini tumbuh, merimbun, menyeruakkan hijauseperti dzikir yang tak selesai-selesai,daun-daun…
Ilustrasi : AI/ Wahyu IryanaPuisi Wahyu Iryana *) Tuhan,aku melihatnya tadi malam di perempatan jalan,di bawah lampu merah yang tak pernah berubah warna.Ia berdiri dengan…
Ilustrasi : AI/ Muliaty Mastura YusufPuisi Muliaty Mastura Yusuf Kekhawatiran itu membuncahTerbenam ke segala ruangDalam untaian doa tak terjawabBagaimana nasib bangsaku? Kekhawatiran itu membukitDi tengah…
Ilustrasi : Terekota.idOleh: Wahyu Iryana *) Di antara hujan dan angin yang menua,aku melihat seorang lelaki menelan dunia.Ia melipat cakrawala ke dalam mulutnya,meneguk laut, menggulung…
Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.