HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Cinta Tertinggal

March 5, 2025 21:03
IMG-20250305-WA0123

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

Cerita Bersambung (1)

HATIPENA.COM – Daejeon CheongKwanJang Red Sparks adalah tim bola voli elite milik Korea Ginseng Corporation. Pemiliknya, Bang Hyung-bong. Ia merasa prihatin melihat dua pemainnya, Vanja Bukilic dan Park Eunjin, masih terbaring di Daejeon Eulji University Medical Center akibat cedera engkel.

Megawati, bintang Red Sparks asal Indonesia, mengusulkan mendatangkan Mak Leha, tukang urut tradisional dari Pontianak. Sebelumnya, Mak Leha sudah pernah mengurut Buki, dan hasilnya cukup baik, meski ia harus kembali ke Daejeon untuk terapi dokter.

Tanpa pikir panjang, Pak Bang langsung setuju. Semua biaya ditanggung klub. Mega pun segera menghubungi Mak Leha, dan dua hari kemudian, perempuan tua itu berangkat ke Korea. Ia menempuh perjalanan dari Pontianak ke Jakarta langsung ke Bandara Incheon Korea.

Di Bandara Incheon, Mega, Nohran, Dabin, dan Lee Yedam sudah menunggu. Saat melihat sosok Mak Leha turun dengan baju kurung hijau tua dan tas besar berisi ramuan khas Borneo, mereka langsung menyambutnya dengan penuh hormat.

“Mega, Nohran, Dabin !” sapa Mak Leha dengan senyum hangat. Mak Leha bertanya, “Ini siapa?”

“Ini Lee Yedam. Ia junior saya, Mak,” jelas Mega.

Nohran, gadis cantik anak CEO di Daejeon, segera menggenggam tangan Mak Leha dengan penuh hormat. “Selamat datang, Mak!” Nohran memang sangat dekat dengan murid dari Mak Erot itu.

Mereka pun berangkat ke Daejeon gunakan bus klub. Jarak tempuh perjalanan 2,3 jam. Suasana di dalam bus begitu akrab. Nohran duduk di samping Mak Leha, berbincang tentang banyak hal.

Hingga tiba-tiba, Mak Leha menatap Nohran dengan tatapan penuh arti. “Nak, ada orang titip salam untuk kau.”

Nohran menoleh cepat. “Siapa, Mak?”

Mak Leha tersenyum tipis. “Seorang lelaki dari Pontianak.”

Jantung Nohran berdegup lebih cepat. “Lelaki dari Pontianak?”

Mak Leha mengangguk pelan. “Dia yang dulu titip kopi liberika buat kau.”

Nohran tertegun. Lelaki itu?

Saat di Pondok Literasi dekat kampus Untan Pontianak ada satu paket misterius dari lelaki misterius juga. Isinya kopi liberika terbaik, dengan secarik kertas bertuliskan:

“Untuk Nohran. Semoga kau menyukainya, seperti aku menyukai setiap detik melihatmu bermain.”

Nohran tidak pernah tahu siapa pengirimnya. Pria itu tidak pernah menampakkan diri. Ia hanya meninggalkan jejak berupa aroma kopi yang khas dan teka-teki yang tak pernah terpecahkan.

“Dia masih ingat aku, Mak?” suara Nohran sedikit bergetar.

Mak Leha tersenyum lembut. “Nak, tiap pagi dia menyeduh kopi liberika itu sambil duduk di tepi Sungai Kapuas dan Warkop Reot, menatap langit. Katanya, ‘Andai aku di Daejeon, pasti aku sudah belikan Nohran tteokbokki kesukaannya.’”

Nohran menunduk, menyembunyikan senyum yang perlahan merekah di bibirnya. Hatinya terasa hangat.

Dabin yang duduk di belakang menyikut Yedam. “Kita harus cari tahu siapa dia!”

“Kita harus bawa dia ke Daejeon!” Yedam menimpali.

Mega yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. “Aku setuju. Tapi kalau dia datang, pastikan dia nggak bawa sekoperkopi liberika. Bisa-bisa Pak Bang buka kafe di Red Sparks.”

Semua tertawa, tapi di balik canda itu, ada harapan. Harapan bahwa cinta yang tertinggal di Pontianak akan menemukan jalannya ke Daejeon.

Di luar jendela bus, langit senja berwarna keemasan, seolah ikut berbisik, beberapa cinta memang memilih untuk tetap misterius… sampai takdir mempertemukan mereka kembali. (bersambung)

#camanewak