Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025

Operasi Perburuan

March 22, 2025 12:35
IMG-20250321-WA0113

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

Cerbung “Cinta Tertinggal” (16)

HATIPENA.COM – Di sebuah ruangan bawah tanah yang tersembunyi di Pyongyang, Rim Jong Hyok berdiri di depan layar hologram raksasa, menatap peta digital yang menunjukkan titik terakhir keberadaan Nohran dan Roja. Cahaya biru dari layar memantulkan wajah dinginnya yang penuh determinasi. Puluhan agen Lazarus duduk melingkar, masing-masing dengan laptop canggih di hadapan mereka, memantau lalu lintas jaringan dan menangkap setiap sinyal yang mencurigakan.

“Kita tidak boleh gagal,” suara Rim menggema, tajam dan tak terbantahkan. “Nohran dan Roja memiliki informasi yang bisa menghancurkan kita. Ini bukan hanya tentang Lazarus, ini menyangkut keamanan nasional kita!”

Salah satu teknisi cyber, seorang pria berkacamata dengan jari-jari lincah, mengetik cepat di keyboard holografiknya. “Kita sudah melacak komunikasi mereka. Ada anomali yang menunjukkan sinyal dari sebuah warnet di Daejeon. Namun, mereka menyadari kita dan sudah kabur.”

Rim menggeram pelan. “Gunakan semua sumber daya yang kita miliki. Satelit intelijen, drone penyusup, dan infiltrasi jaringan lokal. Temukan mereka sebelum mereka sampai ke tangan musuh!”

Tak jauh dari sana, di Jakarta, Letnan Jenderal TNI (Purn) Hendarto duduk tegak di ruang rapat darurat BIN. Dinding ruangan dipenuhi layar yang menampilkan peta intelijen dan video feed dari berbagai sumber. Putra Hasyim, agen terbaik mereka yang menyamar sebagai TKI, kini dalam ancaman serius.

“Kita tak bisa membiarkan Putra Hasyim bergerak sendiri. Kirim tim penyelamat,” instruksi Hendarto tegas. “Koordinasikan dengan NIS, karena ini menyangkut lebih dari sekadar misi pengamanan. Ini adalah ancaman global.”

Di Seoul, suasana di markas besar NIS sama tegangnya. Kim Kyou-hyun menatap layar yang menampilkan wajah Nohran. Agen-agen di ruangan itu bergerak cepat, mengolah data dari berbagai sumber, menyusun strategi penyelamatan.

“Lazarus sudah bergerak. Kita harus lebih cepat!” seru Kim. “Gunakan sistem pengawasan satelit dan semua unit lapangan. Nohran harus kita amankan sebelum dia jatuh ke tangan mereka. Kita tidak bisa kehilangan dia!”

Sementara itu, Mega dan rekan-rekan Red Sparks berkumpul di ruang rahasia yang ada di kompleks Chungmu Gymnasium. Mereka bukan agen rahasia, tapi mereka tidak bisa tinggal diam.

“Kita bisa membantu melacak Nohran,” kata Dabin sambil menunjukkan laptopnya yang sudah terhubung dengan jaringan darknet. “Aku mengenal beberapa hacker yang bisa membantu menyusup ke sistem Lazarus.”

“Itu berbahaya!” sergah Lee Yedam. “Tapi… kita tidak punya pilihan lain.”

Mereka mulai bekerja dengan sistem mereka sendiri, berusaha mengungguli peretas terbaik Korea Utara. Mega mengepalkan tangan, hatinya dipenuhi kecemasan sekaligus tekad kuat. “Nohran… bertahanlah. Kami akan menemuimu.”

Di tengah malam yang mencekam, perburuan dimulai. Dengan Lazarus, BIN, dan NIS yang bergerak secara bersamaan, dunia intelijen menghadapi ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Nohran dan Roja kini menjadi dua individu paling dicari di dunia.

Sementara itu, di sudut kota yang gelap, dua bayangan bergerak cepat, menyelinap di antara gedung-gedung tua. Nafas mereka terengah-engah, mata mereka waspada.

“Mereka pasti sudah melacak kita,” bisik Roja.

Nohran mengangguk. “Maka kita harus lebih pintar dari mereka.”

Malam semakin pekat. Waktu terus berjalan. Bahaya semakin mendekat. (bersambung)

NB. Jika yang baru membaca cerbung ini, sebaiknya baca juga dari part 1-15, ada di playlist.

#camanewak