Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Asal Mula Sungai Janiah

January 14, 2025 16:00
IMG-20250111-WA0039

Diceritakan Oleh Mitha Pisano *)

DI SEBUAH nagari di Minangkabau, hiduplah seorang pemuda bernama Sutan yang dikenal sangat rajin dan berbudi pekerti baik. Ia hidup hanya bersama ibunya yang telah tua. Meskipun mereka serba kekurangan, tetapi mereka selalu mensyukuri kehidupan dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pada suatu ketika, kampung tempat Sutan tinggal dilanda kekeringan panjang. Semua sumber air mengering, sehingga seluruh penduduk desa mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sawah-sawah pun mulai mengering, dan banyak orang yang kelaparan. Penduduk desa berusaha mencari solusi, tetapi tidak mereka berhasil.

Melihat keadaan yang semakin sulit, Sutan pun tidak tinggal diam. Ia memohon kepada Tuhan dengan berdoa di sebuah tempat terpencil di tengah hutan. Ia bertekad untuk bisa menemukan air agar dapat membantu penduduk desanya. Dalam doanya, Sutan meminta petunjuk dari Allah Yang Maha Kuasa.

Setelah berhari-hari berdoa, Sutan mendapatkan firasat untuk menggali di sebuah tempat yang tampak kering. Ia pun mulai menggali dengan tekad yang kuat meski dia ditertawakan oleh sebagian orang. Akan tetapi, tidak lama kemudian dari tempat yang di galinya, keluarlah air yang sangat jernih dan melimpah. Air itu lalu mengalir membentuk sebuah sungai yang kemudian disebut Sungai Janiah (yang berarti air jernih dalam bahasa Minang).

Penduduk desa pun merasa sangat bahagia dan mereka pun menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Tanaman mulai tumbuh subur, dan desa kembali makmur. Sebagai bentuk penghormatan kepada Sutan, penduduk desa menjaga sungai itu dengan baik. Mereka percaya bahwa air tersebut adalah berkah dari Tuhan melalui usaha dan ketulusan Sutan.


Legenda ini mengajarkan tentang pentingnya ketekunan, kepedulian terhadap sesama, dan kepercayaan kepada Tuhan dalam menghadapi kesulitan hidup. Sungai Janiah pun menjadi simbol berkah dan kehidupan bagi masyarakat sekitar. (*)

*) Anggota Satupena Sumbar