Diceritakan Mitha Pisano*)
DI SEBUAH desa kecil yang indah, hiduplah seorang gadis bernama Mimi. Ia tinggal bersama neneknya yang sudah tua. Setiap hari, Mimi membantu neneknya mengurus kebun kecil mereka yang penuh dengan bunga dan sayuran.
Meskipun Mimi rajin dan baik hati, ia sering merasa kesepian karena tidak punya teman bermain. Suatu hari, saat Mimi sedang bekerja di kebun, ia mendengar suara lembut. “Meong… Meong…”
Mimi menoleh dan melihat seekor kucing kecil berbulu putih dengan mata biru cerah di bawah pohon. “Kucing kecil, dari mana kamu datang?” tanya Mimi sambil menggendongnya.
Kucing itu menggosokkan kepalanya ke tangan Mimi dan berkata, “Aku datang untuk membantumu, Mimi.”
Mimi terkejut. “Kamu bisa bicara?”
Kucing itu mengangguk. “Aku adalah kucing ajaib. Jika kamu membantuku mencari batu permata yang hilang, aku akan memenuhi satu permintaanmu.”
Mimi merasa ini adalah petualangan yang menarik. “Baiklah, kucing kecil. Aku akan membantumu!”
Kucing itu membawa Mimi ke hutan. Mereka harus melewati sungai yang deras, bukit berbatu, dan semak-semak berduri. Di tengah perjalanan, Mimi bertemu seekor burung kecil yang kedinginan.
“Bisakah kamu membantuku, Mimi?” tanya burung itu.
Mimi berhenti dan membuatkan sarang kecil dari ranting-ranting untuk burung itu. “Sekarang kamu aman,” katanya.
Kucing ajaib tersenyum. “Kebaikan hatimu akan dihargai, Mimi.”
Setelah berjalan jauh, mereka akhirnya tiba di gua yang gelap. Kucing itu berkata, “Batu permata itu ada di dalam, tetapi kamu harus berhati-hati. Ada ular penjaga di sana.”
Mimi tidak takut. Dengan hati-hati, ia masuk ke dalam gua. Ia melihat batu permata yang berkilauan di tengah ruangan, tetapi seekor ular besar melingkar di sekitarnya.
Mimi berpikir sejenak, lalu berkata kepada ular itu, “Wahai ular, aku tidak ingin melukai kamu. Aku hanya ingin batu permata itu untuk kucing kecil ini. Jika kau membiarkanku mengambilnya, aku akan mencarikan makanan untukmu.”
Ular itu setuju. Mimi pergi mencari buah-buahan dan serangga untuk ular itu. Setelah memakan makanan yang diberikan Mimi, ular itu pergi, dan Mimi mengambil batu permata tersebut.
Ketika ia keluar dari gua, kucing ajaib melompat kegirangan. “Terima kasih, Mimi! Karena kebaikan hatimu, aku akan memenuhi permintaanmu.”
Mimi berpikir sejenak dan berkata, “Aku ingin nenekku selalu sehat dan bahagia.”
Kucing itu menyentuh batu permata dengan cakarnya, dan cahaya terang muncul. “Permintaanmu telah dikabulkan, Mimi.”
Ketika Mimi pulang, ia melihat neneknya tampak lebih sehat dan bersemangat. Kucing ajaib menghilang, tetapi Mimi tahu bahwa kebaikan dan keberaniannya telah membawa keajaiban dalam hidupnya.
*) Anggota Satupena Sumbar