Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Cerpen “Yola, Hasto, dan PPN 12%”

December 21, 2024 11:40
Foto: Kecerdasan Buatan
Foto: Kecerdasan Buatan

DI POJOKAN Warkop Joss Mora Jalan Wahidin Pontianak, dua sahabat karib yang sudah lama pensiun dari abdi negara, Wak Dalek dan Wan Dolah, duduk di kursi plastik. Cangkir kopi di depan mengepul, mengiringi pembicaraan sensitif yang sedang panas-panasnya. Tak ketinggalan, telur ayam setengah matang.

“Eh Wan, kau tahu tak soal si Yola itu? Dahsyat betul trending-nya di X! Sungguh membuat hati berdebar tak tentu arah,” ujar Wak Dalek sambil menyeruput kopi hitamnya.

Wan Dolah menghela napas panjang. “Apa pula itu? Kau tahu aku hanya buka internet buat cek Tim Harimau Malaya!”

“Ah, kau ni ketinggalan zaman! Yola, istri Heru, katanya terkait dengan Hasto. Ada foto-foto, video, bahkan ada Alphard terparkir! Alphard, Wan! Itu sudah bukti paling konkret di dunia maya!” Wak Dalek mulai mendramatisir.

“Alphard? Wak, itu kan cuma mobil, bukan alat detektor dosa. Kau ni percaya saja sama warganet yang kerjanya rebahan sambil bikin teori konspirasi!” Wan Dolah tertawa, lalu menyeruput kopinya.

“Ya tapi lihatlah, Dolah! Di X, ada akun bernama @Intel_Imut yang bilang Hasto pegang bahu Yola. Kau tahu kan? Di zaman sekarang, sentuhan bahu itu setara dengan tanda tangan kontrak skandal!” Wak Dalek mulai memukul meja kecil mereka, membuat kopi Wan Dolah hampir tumpah.

“Bah! Kalau begitu, tiap aku tepuk bahu anak tetangga, langsung ku dilapor ke KPK pula? Tak masuk akal betul!”

Pembicaraan mereka makin panas. Pelayan warkop mulai curiga, berpikir mungkin mereka sedang membahas pertemuan rahasia negara.

“Wan , ini pasti pengalihan isu! Warganet juga bilang begitu. Ini cara mereka mengaburkan soal PPN .12 persen yang bikin rakyat susah!”

“Ah, Wak, aku bilang ya, kalau isu ini pengalihan, kenapa mereka tak sekalian pakai dinosaurus di tengah jalan? Lebih heboh, lebih menarik, dan tak ada yang peduli soal Yola lagi!” Wan Dolah mulai terpingkal sendiri membayangkan konvoi dinosaurus di depan gedung DPR.

Tiba-tiba seorang pelanggan di meja sebelah menyela, “Pak, saya dengar isu ini dari grup WA RT. Katanya, Hasto dan Yola cuma ketemu bahas nasi kotak untuk acara reuni SMA!”

Semua yang mendengar meledak tertawa, termasuk Wak Dalek dan Wan Dolah.

“Kalau betul bahas nasi kotak, kenapa pakai Alphard pula? Cukup pakai becak, lebih merakyat!” Wak Dalek makin menggila.

“Sudahlah, Wak. Apa pun itu, kita ini cuma rakyat biasa. Yang penting, kau bayar kopi aku hari ini,” tutup Wan Dolah sambil bangkit.

Wak Dalek mengangguk, lalu bergumam pelan, “Kalau ada Yola trending lagi, kita bahas di sini. Siapa tahu bisa buka biro gosip!”

Begitulah, di pojokan Warkop Joss Mora, dua pensiunan yang sudah senja menjelma jadi komentator politik absurd. Warganet gaduh, mereka ngopi. Warganet bahas Alphard, mereka bahas dinosaurus. Dan dunia terus berputar.

#camanewak

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar