Oleh Gunawan Trihantoro *)
HATIPENA.COM – Malam, Bro! Siap-siap ketawa ngakak dengan cerita “Pertamax Oplosan” yang lagi heboh ini. Jadi, bayangin aja, kita selama ini beli Pertamax dengan harapan dapet performa maksimal, eh ternyata isinya campuran ala “ramuan rahasia”!
Kejaksaan Agung baru-baru ini bongkar kasus dugaan korupsi di Pertamina. Katanya, antara 2018 sampai 2023, ada praktik “sulap” BBM. Mereka beli RON 90 (Pertalite), terus dicampur aditif biar naik kelas jadi RON 92 (Pertamax). Hasilnya? Pertamax rasa Pertalite!
Netizen pun langsung heboh. Di media sosial, banyak yang curhat soal performa kendaraan yang “aneh” meski udah minum Pertamax. Ada yang bilang, “Ternyata selama ini kita dikasih Pertamax rasa Pertalite. Pantesan motor gue loyo!”
Pertamina tentu nggak tinggal diam. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, buru-buru klarifikasi. Dia bilang, “Narasi oplosan itu nggak sesuai dengan apa yang disampaikan kejaksaan.” Menurutnya, yang dipermasalahkan Kejagung itu soal pembelian RON 90 dan RON 92, bukan soal oplos-mengoplos BBM.
Fadjar juga jelasin bedanya “oplosan” dan “blending”. Katanya, oplosan itu pencampuran yang nggak sesuai aturan, sementara blending itu proses resmi buat nyampur bahan bakar biar dapet RON tertentu. Contohnya, Pertalite itu hasil blending dari bahan bakar RON 92 atau lebih tinggi dengan yang lebih rendah, jadi dapet deh RON 90.
Ahli energi dari ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, juga angkat bicara. Dia bilang, semua bahan bakar itu emang hasil “oplosan” alias blending. Selama prosesnya sesuai spesifikasi, nggak ada masalah. Jadi, nggak usah panik dulu, Bro!
Kejaksaan Agung juga kasih penjelasan tambahan. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, bilang kalau kejadian ini cuma terjadi antara 2018 sampai 2023. Sekarang, katanya, semuanya udah sesuai standar. Jadi, nggak perlu khawatir isi tangki dengan Pertamax oplosan lagi.
Tapi ya, namanya netizen, tetep aja banyak yang skeptis. Ada yang nyeletuk, “Beli BBM di pinggir jalan aja udah was-was dioplos, eh ini malah di-SPBU resmi.” Ada juga yang bilang, “Kita bayar lebih mahal buat kualitas yang lebih baik, tapi malah dikasih yang udah dioplos di belakang layar?”
Jadi, Bro, meski udah ada klarifikasi dari berbagai pihak, tetep aja cerita “Pertamax Oplosan” ini bikin kita mikir dua kali pas ngisi BBM. Semoga ke depannya nggak ada lagi deh drama-drama kayak gini. Biar kita bisa ngisi tangki tanpa was-was, dan motor kita bisa ngebut tanpa drama! (*)
*) Sekretaris Kreator Era AI Jawa Tengah