Cahaya Ilmuwan Muslim, Warisan yang Abadi (4)
Oleh Gunawan Trihantoro
HATIPENA.COM – Al Khwarizmi adalah seorang matematikawan Islam yang menulis tentang angka-angka Hindu-Arab. Kata algoritma berasal dari namanya. Risalah aljabarnya Hisab al-jabr w’al-muqabala memberi kita kata aljabar dan dapat dianggap sebagai buku pertama yang ditulis tentang aljabar.[1]
Di bawah langit Baghdad, di antara debu-debu zaman,
seorang anak muda berdiri di tepi Sungai Tigris,
matanya menatap jauh, menembus cakrawala,
seolah mencari jawaban dari gemericik air yang mengalir.
“Mengapa angka-angka ini begitu misterius?”
bisiknya pada angin yang berhembus pelan.
“Mengapa mereka bersembunyi di balik tabir ketidaktahuan,
seperti bintang-bintang yang enggan menampakkan cahayanya?”
Dialah Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi,
pemuda dari Khwarezm, tanah yang subur di tepi Oxus,
yang membawa dalam dirinya api keingintahuan,
api yang takkan padam oleh dinginnya malam Baghdad.
-000-
Di Baitul Hikmah, rumah kebijaksanaan,
di mana buku-buku dari Yunani, Persia, dan India berkumpul,
Al-Khawarizmi duduk di antara tumpukan naskah,
menyelami kata-kata Euclid, Aryabhata, dan Brahmagupta.
“Ilmu ini bukan milik satu bangsa,” katanya pada dirinya,
“tapi warisan umat manusia, yang harus dijaga dan dikembangkan.”
Dia menulis, dengan tangan yang tak kenal lelah,
Kitab al-Jabr wal-Muqabala,
buku yang kelak akan mengubah wajah matematika.
“Al-Jabr,” katanya, “adalah seni menyatukan yang terpecah,
mengembalikan keseimbangan dalam persamaan,
seperti menyembuhkan luka yang menganga.”
Di sana, di antara tinta dan kertas,
dia menemukan bahasa universal,
bahasa yang bisa dipahami oleh siapa pun,
tanpa peduli dari mana mereka berasal.
“Angka-angka ini,” katanya, “adalah suara kebenaran,
yang berbicara melampaui batas bahasa dan budaya.”
-000-
Tapi jalan ilmu tak selalu mulus.
Ada yang meragukan metodenya,
ada yang menertawakannya,
“Untuk apa semua ini?” tanya seorang skeptik.
“Bukankah hidup sudah cukup rumit
tanpa harus memikirkan angka dan persamaan?”
Al-Khawarizmi tersenyum,
“Ilmu ini bukan untuk mempersulit,
tapi untuk memudahkan,
untuk menemukan pola dalam kekacauan,
untuk memahami dunia dengan lebih baik.”
Dia tak hanya menciptakan aljabar,
tapi juga membawa sistem angka Hindu-Arab ke dunia Islam,
sistem yang kelak akan menyebar ke Eropa,
menggantikan angka Romawi yang kaku.
“Angka-angka ini,” katanya, “adalah kunci,
kunci untuk membuka pintu pengetahuan.”
Di peta dunia, dia menggambar garis-garis yang presisi,
menentukan arah kiblat dengan ketepatan yang belum pernah ada.
“Dunia ini luas,” katanya,
“tapi dengan ilmu, kita bisa memetakannya,
menemukan tempat kita di dalamnya.”
-000-
Kini, delapan abad setelah kepergiannya,
namanya masih bergema,
dari ruang kelas di Paris hingga laboratorium di Tokyo.
“Algoritma,” kata mereka,
adalah warisannya yang abadi,
sebuah metode yang menjadi dasar komputasi modern.
“Dia bukan hanya ahli matematika,” kata seorang sejarawan,
“tapi juga ahli astronomi, geografi, dan filsafat.
Dia adalah penjaga angka,
yang membawa cahaya ke dalam kegelapan.”
Di suatu sore, di tepi Sungai Tigris,
angin berhembus membawa suara-suara masa lalu.
“Terima kasih, Al-Khawarizmi,” bisik angin itu,
“karena telah membuka jalan bagi kami,
untuk memahami dunia dengan lebih baik.”
Rumah Kayu Cepu, 24 Maret 2025
CATATAN:
[1] Puisi esai ini ditulis dengan inspirasi dari biografi Al Khawarizmi di https://mathshistory.st-andrews.ac.uk/Biographies/Al-Khwarizmi/
• Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (780-850) adalah seorang ilmuwan Persia yang hidup pada masa keemasan Islam. Kontribusinya dalam matematika, khususnya penciptaan aljabar dan pengenalan sistem angka Hindu-Arab, telah mengubah dunia ilmu pengetahuan.
• Karyanya, Kitab al-Jabr wal-Muqabala, menjadi dasar bagi perkembangan matematika modern. Istilah “algoritma” berasal dari namanya, dan metode komputasinya menjadi fondasi bagi teknologi digital saat ini.
• Al-Khawarizmi juga memberikan kontribusi signifikan dalam bidang astronomi dan geografi, termasuk penciptaan peta dunia yang akurat. Warisannya terus memengaruhi berbagai disiplin ilmu hingga saat ini.