Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Apa yang Kau Cari Pinto?

December 24, 2024 17:26
Pinto Janir (Foto: Dokpri)
Pinto Janir (Foto: Dokpri)

Salah Mencari Guru, Sesat Sezaman.

// Pinto Janir

Untuk apa kita mengharapkan pengakuan dari satu, dua atau tiga atau dari empat orang.

Tak perlu itu.

Dan, itu juga tidak akan mengundang dan menambah energi. Bahkan, melemahkan!

Kalau tentang saya, rasanya sejarah pasti mencatat dengan jujur.

Orang tak bisa membantah, bahwa Pinto Janir adalah orang pertama yang membidani kelahiran TV swasta pertama di kota Padang dan sekaligus menjadi GMnya.

Sejarah tak akan pernah mendustai, bahwa Pinto Janir adalah penulis cerita bersambung terpanjang dan terlama dan tak pernah putus putus terbit selama 10 tahun di Mingguan Canang. Yakni, serial cerita anak muda Topan.

Sejarah pasti mencatat, bahwa Pinto Janir adalah penulis cerber pertama yang cerbernya dimuat di halaman satu surat kabar Harian Padang Ekspres. Yakni, Novel Pacar Lamo.

Sejarah pasti mencatat, bahwa Pinto Janir pendiri surat kabar Mingguan pertama yang berspesifik mistik, politik dan musik. Namanya, Mingguan Rancang.

Sejarah, pasti tidak pernah melupakan, bahwa Pinto Janir adalah penggagas kelahiran halaman “dari Sekolah ke Sekolah” (dSkS) di Mingguan Canang tahun 1989.

Sejarah pasti tidak mengingkari, bahwa menginjak usia 20 tahun, Pinto Janir sudah diangkat menjadi redaktur di Mingguan tersebut. Saya nemulai karir jurnalistik sejak usia 13 tahun.

Sejarah tak akan pernah berbohong, bahwa Pinto Janir adalah penggagas Laman Guru di Padang Ekspres. Laman Guru, memberikan ruang yang khusus utk Guru yang hobi menulis.

Kalau dikumpul kumpulkan—terdapat 1000 macam karangan Pinto Janir dalam bentuk esai, cerpen–baik berbahasa Minang maupun bahasa Indonesia—puisi (Minang dan bahasa Indonesia).

Ini hanya karya yang dibuat di atas tahun 2009. Semuanya, terdokumentasi di FB dan sebagian di google.

Itu belum termasuk, karya di bawah tahun 2009.

Kalau dijadikan buku, maka setidaknya bisa disusun utk 200 judul buku.

Sejarah tak bisa berdusta, setidaknya Pinto Janir sudah menciptakan lebih 250 karya lagu yang sudah dikemas dalam versi studio rekaman.

Sejarah mencatat, karya batu artifisial Pinto Janir tersebar di berbagai tempat/rumah dan sekolah.

Saya, juga hobi melukis. Lukisan saya, lumayan banyak.

Saya juga bikin filem/video dokumenter. Itu sejak tahun 2004. Karya video dokumenter saya, lumayan banyak.

Karena, sejak dulu saya juga hobi main kamera video. Dari hobi, lalu menjadi industri…

Dalam dunia keaktoran, saya juga pernah main sinetron.

Tiga bulan lalu, saya baru selesai syuting untuk filem layar lebar. Lumayan, dapat kesempatan main utk 30 scene.

Termasuk juga “terpaksa tidak mampu memenuhi undangan” dari Uni Sastri Bakry utk lawatan sastra ke India.

Semua itu, karena saya tidak mampu naik pesawat lebih dari 4 jam. Alasannya, trauma.

Sebelumnya, beberapa tahun silam, saya juga harus menolak undangan untuk berpuisi ke beberapa negara Eropa.

Alasannya, saya trauma naik pesawat jika lebih dari 4 jam.

Sudahlah…untuk apa mengharapkan pengakuan dari dua atau tiga orang yang tidak perlu perlu amat.

Tak penting itu…

Kita selaras alam. Biarkan semesta mengakuinya. Jangan berharap berlebih kepada manusia. Potensi dan risiko kecewanya, besar!

Ini hanya akan membuat dirimu terkecilkan. Lalu, menguras energi. Setelah itu dirimu rapuh, kemudian runtuh.

Dekati diri dan telingamu pada perkara positif. Jauhi segala yang berbau negatif.

Ingat, tak ada sesuatu perbuatan negatif yang akan melahirkan sesuatu yang positif.

Muara adalah gambaran bagaimana hulu. Rawat dan jaga hulu hati dan hulu pikiran supaya ia tetap bersih dan jernih.

Kita harus tetap terus menulis atau berpuisi atau berseni-seni atau melakukan sesuatu hal yang berguna. Kalau tak ada nilai gunanya, untuk apa? Itu hanya buang buang umur.

Apa kata orang, itu bukan urusan kita. Tugas kita hanya berkreasi dan menjelajahi mimpi mimpi dengan membawa sekeranjang imajinasi di pagi hari.

Setidaknya untuk mencari kepuasan bathin dan menghibur diri sendiri.

Begitu pula halnya, biar pun sebagian ada yang nganggap kita berkekurangan atau sebaliknya,itu biasa.

Kurang atau lebih, bagus atau buruk, sepakat atau menolak, mengangguk atau menggeleng, semua itu hanya soal di mana tempatmu berdiri dan dari sudut mana dirimu memandang. Itu hanya fenomena angka 6 dan 9.

Jangan dipikirkan benar.

Yang penting kita dan karya kita tetap terhubung dengan semesta!

Jadi, apa yang kau cari Pinto?

Adalah kepuasan bathin!

Mengapa? Karena, saya suka berpikir dan melaksanakan pikiran.

Mengapa?
Karena, saya suka merawat imajinasi.

Mengapa?
Karena, hidup bagi saya adalah soal persandingan.

Saya tidak mau bertanding. Sebab, adat bertanding akan saling mengalahkan.

Kasihan saya, nanti ada yang tersingkir dan luka luka.

Saya tidak mau bersaing.
Mengapa? Karena, saya khawatir ada yang patah.

Yang saya mau adalah “berisik” dalam kesunyian. Ramai dalam sepi. Damai dalam hati.

Tersenyum kepada bulan, terjaga kepada matahari.

Yang saya cari, di bilik mana maqom paling sunyi di tempat mana saya memuliakanNya…

Kalau karsa diperturut turutkan benar, hidup tidak akan pernah sampai sampai.

Bukankah, rasa adalah pengendali karsa yang laksha.

Rasa dan karsa, seimbangkanlah biar muncul cipta jiwa.

Cipta jiwa melahirkan cinta.

Berserulah atas nama cinta. Bukan atas nama perkara buruk.

Saya maklumatkan kembali, laksanakan pekerjaan (baik) yang ada dalam pikiran. Sesuatu yang terpikirkan adalah perintah dari Tuhan!

Tuhan, tidak pernah mendatangkan sesuatu secara mendadak.

Manusia saja yang sering lengah mengarifi tanda tanda…

Jangan pikirkan yang tidak perlu dan jangan hiraukan apa apa yang membuat kita galau dan kacau.

Yang perlu diingat adalah
” sumur tanpa mata air adalah air mata bagi para penimba! “

Kesimpulannya, jangan salah mencari guru. Salah mencari guru, sesat sezaman. Salah mencari kawan, sesat kehidupan!

Salam sastra.

Jakarta 24 Desember 2024