Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025 ------ Ikuti Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2025. Ketentuan dan Syarat #sayembaranoveldkj2025

Balada Tamu Undangan ke Rumah Tuhan: Kisah Ruben Onsu dan Amer Al Gaddafi

June 3, 2025 10:57
Ruben Onsu & Amer Al Gaddafi bersama kru pesawat (Kolase Foto: Ist)
Ruben Onsu & Amer Al Gaddafi bersama kru pesawat (Kolase Foto: Ist)

Akmal Nasery Basral

SKEMA
(Sketsa Masyarakat)

HATIPENA.COM – 1/
Ruben Onsu, 41 tahun, belum genap 100 hari menjadi muslim. Dia umumkan secara terbuka perpindahan iman pada 31 Maret 2025, persis Hari Raya Idul Fitri. Dalam periode seumur jagung itu, rencananya berhaji sudah viral ke seluruh pelosok yang mampu dijangkau koneksi internet. Luar biasa.

Acara walimatussafar (syukuran sebelum bepergian) pun digelar pada 27 Mei atau tiga hari sebelum jadwal keberangkatan. Wajah presenter, komika, dan pengusaha, itu cerah sumringah di pelbagai kanal media sosial. Apalagi di antara hadirin terdapat keluarga besar pihak ibunya–almarhumah Helmiah Chalifah–yang sudah puluhan tahun tak pernah bersua. Semua terasa pasti, terukur dan bisa diprediksi. Namun hingga Senin, 2 Juni, visa haji tak kunjung dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi. Apa yang terjadi?

Ruben tak sendiri. Dia adalah satu dari sekitar 2.000-an calon jamaah haji via jalur visa mujamalah—lebih populer disebut haji furoda atau “haji undangan”—yang tahun ini tak ada. (Versi lain menyatakan jamaah haji furoda asal Indonesia bisa mencapai 5.000 orang setiap tahunnya). Belum jelas apa alasan visa tidak dikeluarkan meski banyak versi kasak-kusuk, dan “katanya”, yang beredar di masyarakat.

Berbeda dengan jalur haji reguler yang diatur Pemerintah Indonesia berdasarkan kuota tahunan, para calon haji furoda memang moncer. Mereka tak perlu antre belasan sampai puluhan tahun. Mereka bisa berangkat pada tahun mereka berminat, dengan satu syarat: mampu membayar Rp250 – Rp500 juta, terkadang hampir satu miliar rupiah, untuk sebuah “undangan”. Meski dalam kasus Ruben Onsu, sebagai figur populer, dia tak perlu membayar tersebab disponsori sebuah biro perjalanan haji tenar.

Boleh jadi, hal ini yang membuat Ruben tak seresah ribuan calon haji furoda lainnya yang senewen. Berangkat tak bisa, refund dana juga tak jelas anginnya. Menteri Agama Nasaruddin Umar pun angkat tangan. “Itu diluar kewenangan kami,” katanya pasrah. Ya, namanya saja jalur undangan, terserah pada kemurahan hati sang pengundang, bukan?

Ruben memilih sumarah, berikhtiar mencari mutiara hikmah. “Jika menurut Allah saya belum waktunya berangkat haji, tidak apa-apa. Rencana Allah lebih indah.” Sebagai ganti batal haji, dia rencanakan menjalani Idul Adha di sebuah musholla yang dibangunnya tiga tahun silam, pada Juli 2022, saat masih menjadi umat kristiani.

Ketika itu Ruben merenovasi sebuah musholla reyot dan ringkih di Desa Cicareuh, Kecamatan Cikidang, Sukabumi, yang terpencil di tengah persawahan, jauh dari pusat kota. Musholla baru yang bersalin rupa menjadi bangunan permanen, kokoh, dan indah, itu kemudian dinamakan Musholla Al Helmiah—bentuk hormat dan takzim pada ibunda tercinta yang melahirkannya.

2/
Berjarak lebih dari 10.000 km dari Jakarta, persisnya di bandara internasional Sabha, Libya Tengah, seorang lelaki bernama Amer Al Mahdi Mansour Al Gaddafi sudah siap lahir batin untuk menjalani ibadah haji. Malang, nama belakangnya membuat sistem otomatis keamanan bandara memasukkan namanya ke dalam daftar hitam warga Libya yang tak boleh terbang.

Amer pantang menyerah dan menunjukkan dokumen bahwa dirinya bukan keluarga mantan Presiden Muammar Gaddafi. Namun pihak keamanan bandara bergeming. Salah seorang petugas berkata, “Mungkin ini isyarat dari Allah bahwa belum waktunya Anda pergi haji tahun ini, Pak.” Amer merespon teguh, “Saya yakin jika Allah menghendaki, saya akan tetap bisa berangkat ke Tanah Suci.”

Tak sabar dengan negosiasi alot memakan waktu, pilot pesawat menerbangkan pesawatnya yang sudah berisi ratusan calon haji—tanpa Amer. Namun tak lama di angkasa, pesawat mengalami gangguan teknis yang membuat harus kembali ke bandara untuk pemeriksaan. Usai dicek teknisi dan dinyatakan siap terbang lagi, pesawat kembali mengudara. Lagi-lagi terjadi gangguan teknis yang membuat pesawat kembali harus kembali ke bandara untuk pemeriksaan lebih cermat.

Namun kali ini, sang pilot berubah pendapat. Dia sodorkan komentar yang membuat pihak keamanan bandara mengangkat alis mata mereka. “Tanpa Amer Al Gaddafi di dalam pesawat, saya tak mau berangkat,” ujar sang pilot. Pada saat itu, tampaknya dia tak lagi bertumpu pada logika intelektual dan memilih bersandar pada nalar spiritual. Pihak keamanan bandara tak bisa berdebat dengan keinginan pilot, yang didukung ratusan penumpang calon jamaah haji: Amer diizinkan berangkat. Pesawat pun kembali terbang, kali ini selamat sampai mendarat di Tanah Suci.

Apa yang ditolak manusia dan sistem komputerisasi, ternyata justru diterima kekuatan suci Ilahi.

3/
Haji selalu merupakan sekumpulan kisah dalam skala yang tak selalu bisa dicerna akal sehat, namun selalu mampu dicerna kalbu jernih. Haji pun bak cermin ikhtiar perjuangan manusia melalui 1001 cara untuk bisa menjejakkan kaki di hadapan Rumah Tuhan dalam bentuk kubus nan sederhana. Baitullah. Ka’bah. Tempat di mana tak ada lagi segregasi warna kulit, etnisitas, atau stratifikasi sosial ekonomi, kecuali kesamaan penampilan-penampakan melalui lilitan kain putih membungkus sepotong badan.

Ruben Onsu belum bisa menjejakkan kakinya di Tanah Suci musim haji tahun ini. Tapi niatnya yang mulia sudah pasti sampai ke haribaan Rabb yang Maha Mengetahui segala isi hati makhlukNya. Bahkan tanpa gelar haji di depan nama, kiprah sosial Ruben yang tak sedikit selama ini membuatnya layak diapresiasi sebagai sosok inspiratif yang gemar berbagi.

Amer Al Qaddafi tetap rendah hati dengan kisahnya yang kini menjadi buah bibir di seantero bumi. Dia tak menyebut pengalamannya sebagai sebuah keajaiban apalagi mukjizat. “Saya meyakini bahwa jika Allah sudah memanggil saya, maka Dia akan membukakan pintuNya.”

Labbaika allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni‘mata laka wal-mulk, la syarika lak (Aku penuhi panggilanMu ya Allah, aku penuhi panggilanMu. Aku penuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, aku penuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan milik-Mu. Tak ada sekutu bagiMu).”

Maka saat Amer melantunkan kalimat talbiyah di atas bersama jutaan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, sejatinya kalimat itu adalah pantulan gema kerinduan jiwa termurni dari Ruben Onsu dan jutaan muslim lainnya yang sedang menunggu kesempatan menjadi tamu undangan ke Rumah Tuhan, pada satu dan lain waktu sesuai izin dan ketetapanNya.

Jakarta, 3 Juni 2025/
7 Zulhijjah 1446 H

*) Respons dan tanggapan balik agar dikirimkan ke e-mail: akmal.n.basral@gmail.com

Ruben Onsu & Amer Al Gaddafi bersama kru pesawat