Puisi Esai L K Ara
HATIPENA.COM – 1. Ketika Angka Menggeser Azan
Takengon, pagi hari,
dihiasi kabut yang turun seperti ayat.
Namun di balik warung,
ada tangan-tangan yang menggenggam angka
bukan tasbih.
Mereka mencari rezeki
bukan dari keringat,
tapi dari mimpi yang disulap jadi kupon.
“Besok keluar angka berapa?”
tanya mereka,
seperti mengganti istighfar
dengan ramalan gelap.
Tuhan diganti oleh tebakan,
doa digantikan spekulasi,
dan hidup dipertaruhkan
di atas meja yang tak pernah suci.
⸻
- Di Meja Itu, Niat Disucikan
Wabup Muchsin membuka rapat
dengan niat, bukan hanya catatan.
Bukan sekadar tugas negara,
tapi juga amanah langit.
Ia tahu, angka-angka togel
bukan sekadar pelanggaran hukum,
tapi gerbang syaitan
yang masuk pelan ke hati umat
melalui rasa sempit,
melalui takdir yang tidak diterima dengan sabar.
Ia kumpulkan Satpol PP dan WH,
seperti mengumpulkan pasukan jihad
bukan melawan manusia,
tapi melawan hawa nafsu
yang dibungkus dalam nama “cari untung”.
⸻
- Syariat di Persimpangan Kota
Terminal lama,
Pasar Inpres,
belakang mall Bale Atu—
di sanalah syariat sedang digugat
oleh sunyi dan kelengahan.
Muchsin berkata:
“Kita bukan hanya melindungi kota,
tapi juga menyelamatkan akhirat.”
Karena dosa yang dibiarkan
akan menjelma banjir,
yang tidak memilih siapa yang hanyut.
Togel adalah racun yang lembut:
tak terasa saat ditelan,
tapi menghancurkan generasi dari dalam.
⸻
- Berhenti di Jalan yang Salah
Rakyat bersuara,
dan suara itu adalah amanah.
Tak boleh dibungkam
oleh birokrasi yang tidur.
Muchsin mendengar—
seperti Bilal yang mendengar panggilan langit
dan menjawab dengan langkah.
Ia tak menunggu semuanya siap.
Ia tahu, menunda kebaikan
adalah memberi waktu bagi setan membangun tenda.
Judi adalah perang diam,
dan ia memilih turun ke gelanggang,
bukan hanya memberi perintah dari balik tirai.
⸻
- Kota yang Ingin Sembuh
Takengon ingin sembuh:
dari angka-angka yang tidak diberkahi,
dari malam-malam yang lupa berdzikir,
dari anak-anak yang melihat ayahnya
menunggu rezeki dari dosa.
“Mari kita kembalikan kota ini
ke jalan yang diridhai,” katanya.
“Karena jika negeri ini ingin sejahtera,
syariat tak cukup hanya ditulis—
ia harus ditegakkan.”
Ia ingin kota ini
kembali bersujud,
bukan bertaruh.
Ia ingin udara pagi
diisi ayat dan harapan,
bukan bisikan tentang angka ganjil.
Dan bila suatu hari kota ini benar-benar bersih,
itu bukan karena takut pada cambuk,
tapi karena cinta pada Tuhan
yang lebih adil dari semua lotere.
⸻
Catatan Kaki (dapat disisipkan di akhir atau dijadikan margin halaman):
1. Maisir (perjudian) dilarang dalam Islam, sebagaimana disebut dalam QS. Al-Ma’idah ayat 90–91.
2. Pemerintah Aceh Tengah mengambil tindakan berdasarkan Qanun Jinayat dan Undang-Undang Syariat Islam di Aceh.
3. Penegakan hukum oleh Satpol PP dan Wilayatul Hisbah adalah bagian dari pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar.
4. Muchsin Hasan adalah Wakil Bupati Aceh Tengah yang memimpin langsung respons terhadap desakan masyarakat mengenai maraknya perjudian togel.