Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Drama Bola ala Kalkulator Rumit

December 30, 2024 17:55
Ilustrasi: Artificial Intelligence/ Rosadi Jamani
Ilustrasi: Artificial Intelligence/ Rosadi Jamani

Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)

HIDUP di dunia sepak bola memang tak lepas dari siklus aneh bernama “kalah-menang-kalah.” Jika dijabarkan, bisa membuat Newton turun dari surga untuk membuktikan kalau apel memang bisa terbang. Mari kita simak premis ini, Arab Saudi pernah mengalahkan Argentina. Timnas Indonesia pernah mengalahkan Arab Saudi. Tapi Bahrain, si jago kandang, pernah menahan Timnas. Apa ini? Persamaan kuadrat atau plot sinetron Ramadan?

Di Piala Teluk 2024, Arab Saudi kembali bikin geger. Green Falcons melaju mulus ke semifinal setelah mematuk Irak 3-1 di Jaber Al-Ahmad Stadium, Kuwait. Tiga gol dari Salem Al-Dawsari dan brace heroik Abdullah Al-Hamdan membuat mereka terbang tinggi. Tapi ada Herve Renard, sang pelatih Prancis yang hobinya bukan cuma menang, tapi menang sambil mukanya tetap cemberut.
“Belum puas,” katanya.

Renard mungkin adalah tipe pelatih yang, kalau timnya menang 10-0, tetap bilang, “Kenapa nggak 20-0?” Logika manusia normal hancur di depan pria ini. Baginya, semifinal itu seperti makan nasi tanpa sambal, hambar. “Kita harus juara!” tegasnya, seolah-olah juara adalah kewajiban, bukan hasil.

Namun, mari kita flashback. November lalu, Arab Saudi ini dibikin tak berkutik sama Timnas Indonesia. Ya, Skuad Garuda menghajar mereka 2-0 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Marselino Ferdinan, sang bintang muda, memborong semua gol dan membuktikan bahwa Garuda bukan burung pemalu, tapi elang yang bisa memangsa elang lain.

Lalu ada Bahrain, si tim underrated yang entah kenapa selalu muncul di saat tak terduga. Mereka menahan Timnas, mengalahkan Arab Saudi, dan sekarang ikut semifinal. Kalau Bahrain ini manusia, dia pasti teman sekolah yang nggak pernah belajar tapi nilainya selalu 100. Menggila.

Sepak bola, kawan, bukan matematika. Walau kalian susun argumen “jika A menang lawan B dan B kalah lawan C, maka A pasti menang lawan C,” logika itu hancur di atas lapangan. Ini olahraga, bukan sidang skripsi!

Mungkin, di akhir cerita, Herve Renard akan tersenyum. Mungkin juga dia tetap cemberut walau juara. Sementara itu, Indonesia? Kita tunggu saja. Siapa tahu, di ajang berikutnya, Garuda kembali berkicau lantang di atas kepala Falcon, Al-Dawsari, dan Renard.

#camanewak