Puisi Esai : L K Ara
HATIPENA.COM – Di kaki Bukit Barisan,
empat bintang kecil terbit dari ufuk Aceh
menyusuri langit seni Padang Panjang
dan kini, mereka pulang—
bukan ke kampung halaman
melainkan ke dada sejarah.
Gedung Teater Arena,
jadi pelaminan bagi mimpi
di sana, angin membawa ayat-ayat adat
dalam genggaman daun-daun berdoa
air disiramkan seperti gerimis rahmat,
melembutkan perih perjalanan panjang.
Peusijuek¹:
bukan sekadar air dan daun
tapi jubah tak kasat mata
yang dikenakan langit kepada para perantau
agar langkah mereka senantiasa
berpelita,
berakar,
bertuah.
Sulaiman Juned²,
seperti pohon tua yang menyimpan mantra,
membaca selawat seperti membelah waktu
menghubungkan tanah yang jauh
dengan ruh yang rindu pulang.
Kasiman, ayah Akbar,
adalah peta tua
yang dititipkan pada kompas anaknya.
“Jadilah sungai yang jernih,” katanya,
“meski kau mengalir ke samudra,
jangan lupakan mata air tempatmu lahir.”
Rizka, Inayati, Fatin, Firman—
mereka bukan sekadar nama
mereka adalah puisi yang ditulis
dengan tinta hujan,
di atas kertas keras kepala
bernama perjuangan.
Toga mereka adalah sayap
yang dijahit dari harap
dan disulam oleh malam-malam panjang
yang sunyi di kamar kost
di mana doa ibu menjelma angin
menyusup lewat celah jendela.
IPMA³ bukan organisasi
ia adalah hutan kecil
yang menyimpan akar-akar Aceh
agar tak tercerabut
meski tumbuh di tanah orang.
Dan peusijuek pagi itu—
bukan akhir,
tapi pintu.
Yang dibuka bukan hanya untuk dunia kerja
tapi untuk dunia jiwa
agar tradisi tak sekadar dikenang
melainkan terus dihidupkan
dengan karya,
dengan cinta,
dengan nyala yang tak padam
meski dirantau.
Catatan Kaki:
- Peusijuek: Tradisi Aceh berupa ritual penyiraman air yang dicampur daun-daunan dan didoakan, melambangkan doa keselamatan, keberkahan, dan perlindungan. Dilakukan dalam berbagai momen penting, seperti pernikahan, kelahiran, hingga keberangkatan dan wisuda.
- Sulaiman Juned: Seniman dan budayawan Aceh, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Perwakilan Sumatera Barat. Dikenal aktif dalam pelestarian seni dan budaya Aceh di perantauan.
- IPMA (Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh): Organisasi yang menaungi mahasiswa Aceh di berbagai daerah perantauan, termasuk Padang Panjang. Berperan penting dalam menjaga budaya dan solidaritas antar mahasiswa