HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Genosida

January 15, 2025 10:43
IMG-20250115-WA0066

Suheri Simoen

MUSAFIR itu anak ayam yang kehilangan induknya, sebab antan patah lesung hilang

Lalu mengelana ia sampai jua di negeri yang laksana air jernih ikannya pun jinak

Para petani memberinya gandum, zaitun bahkan tanah garapan di kaki bukit sebab mereka benih yang baik tak memilih tanah yang dengan itu musafir laksana orang mengantuk yang disodori bantal

Lantas, dikenakannya mantel berbulu domba, umpama ayam lepas bertaji sementara petani seperti menimang-nimang anak buaya

Waktu merambat peladang makan hati berulam jantung tak beda telur di ujung tanduk

Karena musafir menyimpan api dalam sekam di dadanya, dan ada udang di balik batu di kepalanya, tak lama ia jadi tuan tanah yang ditumpanginya
Musafir lantas seperti anjing berebut tulang, lalu menjadi pagar makan tanaman, Bagai kacang lupa pada kulitnya

Mereka lempar batu sembunyi tangan, menggunting dalam lipatan
Kemudian dirampasnya ladang za’atar, semai anggur, rosemary, dan semua tanaman pemilik huma

Bahkan pucuk trubus kurma, kecambah tin dan zaitun di bawah lars sepatu, rumput keringpun dibakar tak bersisa

Ia laksana anjing ditepuk, menjungkit ekornya, hidup seperti musang, tak ada buaya menolak bangkai

Lihatlah gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak

Dan tangisan petani tak ke luar lagi air mata, hujan batu di tanah sendiri karena berputih tulang lebih baik dari berputih mata.

Sukadana, 15-01-2025