Oleh Denny JA
- Review Buku “Satu Bumi, Satu Manusia, Satu Spiritualitas” (2025)
Suatu Hari di New York dan Heningnya Nyepi di Bali
HATIPENA.COM – Desember 2024. Di tengah dingin yang menggigit Manhattan, komunitas Muslim di New York membagikan sup hangat kepada para tunawisma.
Ini sebagai bagian dari semangat Natal. Mereka menyebutnya: Faith Beyond Walls.
Di sisi lain bumi, di Bali. Ribuan wisatawan asing yang tak beragama Hindu berdiam total saat Hari Raya Nyepi. Mereka tidak tahu mantra suci. Mereka hanya tahu: keheningan menyembuhkan.
Dua adegan ini, terpisah ribuan kilometer, terhubung oleh satu benang merah: spiritualitas yang melampaui doktrin.
Inilah dunia baru yang sedang lahir: dunia yang merayakan iman bukan sebagai identitas eksklusif, tapi sebagai jalan menuju cinta universal.
-000-
Buku Satu Bumi, Satu Manusia, Satu Spiritualitas adalah dokumentasi lintas waktu dan iman atas perayaan sosial berbagai hari raya agama.
Disusun oleh Esoterika Forum Spiritualitas, dipimpin oleh saya (Denny JA) dan Budhy Munawar-Rachman. Buku ini dokumentasi pengalaman Esoterika merayakan lebih dari selusin perayaan antariman sejak 2023 hingga 2025, termasuk:
• Imlek (Konghucu)
• Naw-Ruz (Baha’i)
• Puasa dan Paskah (Islam-Kristen)
• Raksha Bandhan (Hindu-Brahma Kumaris)
• Hari Santo Fransiskus (Katolik)
• Waisak (Buddha)
• Hari Saraswati, Hindu
* Hari khilafat Ahmadiyah
* Hari Arbain, Syiah
• Natal
• Rumi Day
• Renungan Agama Leluhur
Setiap perayaan diisi oleh orasi, diskusi, puisi, meditasi, dan narasi personal.
Forum ini bukan ruang teologis, melainkan ruang sosial. Para peserta tak harus berbagi iman, tapi mereka semua berbagi nilai: keheningan, cinta, kasih, belas kasih, kemanusiaan.
-000-
Mengapa Penting Merayakan Hari Raya Agama Lain Secara Sosial?
Pertama, karena kita hidup bersama, bukan sendirian. “Aku tak memeluk agamamu. Tapi aku memeluk kamu.” Perayaan antariman menjadi jembatan, bukan tembok .
Ke dua, karena semua agama menyimpan energi kebaikan yang bisa dibagikan. Tak perlu menjadi Hindu untuk merasakan damai dalam Nyepi.
Tak perlu menjadi Kristen untuk merasakan kehangatan lilin Natal. Spiritualitas adalah getaran, bukan monopoli .
Ketiga, karena dunia sedang terluka, dan cinta adalah penyembuhnya. Polarisasi, diskriminasi, dan kekerasan sektarian hanya bisa dijawab dengan praktik cinta yang konkret.
Perayaan hari besar agama lain adalah ritual cinta sipil, bukan sekadar simbol .
Bukti ilmiah mendukung ini. Studi Gordon Allport tentang Contact Hypothesis (1954), meta-analisis Pettigrew & Tropp (2006), hingga survei IDEALS Project di Amerika Serikat.
Mereka menunjukkan pertemuan lintas iman yang setara dan berkelanjutan menurunkan prasangka, meningkatkan empati, dan membentuk jejaring sosial baru .
-000-
Buku ini mengusung dua prinsip inti dari Esoterika:
1. Agama sebagai kekayaan kultural milik bersama.
2. Satu Bumi, Satu Manusia, Satu Spiritualitas.
Di era digital yang dingin, kita butuh ruang hangat yang tak bertanya: “Kamu agama apa?” tetapi: “Apa yang membuatmu mencintai sesamamu?”
Buku ini manifesto tentang bagaimana merayakan iman secara sosial bukan hanya mungkin, tapi perlu.
Ia mengajak kita tak hanya untuk membaca agama, tetapi menghidupi cinta yang ada di baliknya.
-000-
Merayakan Tanpa Menyamakan
Kita tidak sedang menyamakan semua agama. Kita sedang menyamakan martabat semua manusia.
Kita tidak sedang meleburkan doktrin. Kita sedang menghangatkan relasi.
Kita tidak sedang membuat rumah ibadah baru. Kita sedang membangun rumah bersama bernama kemanusiaan.
Di dunia yang terlalu sering bertanya, “Kamu dari agama apa?”, mari kita jawab dengan pertanyaan yang lebih penting: “Apa yang membuatmu lebih mencintai, lebih merenung, lebih hadir untuk sesamamu?”
Itulah spiritualitas yang menyala. Itulah getaran zaman baru. Itulah Esoterika.***
Jakarta, 22 Mei 2025
Buku “Satu Bumi, Satu Manusia, Satu Spiritualitas,” (2025) dapat diakses, dikopi, disebarkan melalui link ini:
-000-
Ratusan esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World