Pipiet Senja
HATIPENA.COM – Ahmad Zein Rasyid Siregar cucu pertamaku. Umur 49 tahun, ketika sahabat dan seniorku kebanyakan belum menikahkan anaknya. Mereka tak percaya kalau aku bilang sudah punya cucu saat itu.
Karena sulungku nikah dini pada umur 17,5 tahun, semester 3 di UI.
Banyak kenangan bersama cucuku yang satu ini. Zein sering dititipkan ibunya kepadaku. Dia sibuk dengan adiknya Zein.
Pertama masuk Taman Kanak-Kanak pun bersamaku, di TK Sukmajaya. Zein pintar sekali Matematika, nyandu membaca. Suka menyendiri dan asyik dengan dunia imajinasi.
Pernah dia punya cita-cita mau jadi Profesor Robot.
“Kenapa mau jadi Peofesor Robot, Zein?” tanyaku penasaran.
“Biar bisa bikin Robot. Nanti Manini dijadikan Robot saja, biar gak mati-mati.”
Wuadoooow!
Saat kelas 4, mendadak dia bilang:”Sekarang Zein mau jadi Youtuber saja, Manini,” cetusnya.
“Apa alasannya?” tanyaku pula ingin tahu.
“Biar banyak uang. Nanti uangnya dikasih ke Manini. Biar Manini bisa berobat ke mana mana….”
Merembes air mataku mendengar nada kasih sayangnya.
Tatkala aku keluar dari ICU pertama kalinya pasca operasi, pengangkatan limpa dan kantung empedu, 2009.
Zein bilang dengan mimik serius sekali.
“Manini kalau mau mati itu, harus bilang- bilang dulu sama Zein, ya. Awaaaas kalau gak bilang!”
Haaaaah?!
Baru sukses lepas dari situasi koma, langsung diancam cucu kesayangan. Hihi.
Kemudian ada beberapa tahun lamanya, Manini tidak bisa melihatmu setiap saat. Kita berjauhan, entah di manakah cucuku ini berada. Ortunya berpisah setelah sepuluh tahun menikah.
Acapkali Manini hampir tak bisa tidur memikirkanmu, mengenang dirimu sambil mendoakanmu dan bercucuran air mata.
Itulah makanya Manini sulit menulis tiap Miladmu. Air mata bagai menganak sungai….
Sampai suatu hari, kami diperbolehkan jumpa kembali. Lebaran hari kedua di rumah neneknya, Kukusan.
Ya Allahu Robb, alhamdulillah Zein kini sudah kuliah di Ilkom Universitas Indonesia. Sering menemaniku saat transfusi di Poliklinik Thallasemia RSUI.
Semesta doa Manini untukmu, Ahmad Zein Rasyid Siregar. Jadilah anak soleh, perkasa, dan dimudahkan semua urusanmu, terwujud cita-citamu.
Semoga kita masih diberi kesempatan bersama, menyaksikan Zein sukses, sebelum Manini tak punya waktu lagi.
Al Fatihah (*)
Repost, Depok, Syawal 1446 Hijriyah