Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Kenapa Saya Suka Minum Kopi?

December 30, 2024 18:44
Ilustrasi: Artificial Intelligence/ Rosadi Jamani
Ilustrasi: Artificial Intelligence/ Rosadi Jamani

Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)

BANYAK tulisan saya lahir saat sedang ngopi. Itu sebabnya saya suka minum kopi. Termasuk tulisan ini dibuat saat sedang ngopi di Kafe Cinta Jalan Wahidin Pontianak. Kenapa? Karena kopi tidak pernah menghakimi. Kopi tidak bertanya kenapa hidup Anda seperti K-drama tanpa happy ending. Kopi hanya ada di sana. Diam. Hitam. Pahit. Seperti mantan yang enggan diajak bicara.

Bayangkan dunia tanpa kopi. Dunia jadi sunyi. Pikiran beku. Kata-kata tidak mau keluar dari sarangnya. Setiap orang mendadak bodoh, seperti ponsel tanpa sinyal. Makanya saya bilang, kopi itu seperti HP. Tak bisa pisah. Bedanya, HP bikin stres. Kopi? Bikin hidup terasa masuk akal.

Saya biasa ngopi di warkop. Atau kafe. Kadang di pinggir sungai, ditemani bebek-bebek yang tampak lebih bahagia dari saya. Di teras rumah pun jadi. Yang penting ada kopi. Kopi itu rumah kedua. Tempat pulang, setelah realitas menghajar tanpa ampun.

Tapi tunggu. Kopi saya bukan kopi manja. Tidak ada gula pasir. Tidak ada susu. Tidak ada es. Saya tidak butuh semua itu. Hidup ini sudah cukup manis, meskipun kadang seperti permen karet yang sudah tidak ada rasanya. Kopi saya pahit. Gelap. Jujur. Seperti kebenaran yang tidak mau didengar.

Banyak yang bilang kopi hitam itu ekstrem. Serius? Anda pikir hidup ini tidak ekstrem? Anda pikir bangun pagi untuk kerja demi gaji yang hilang sebelum tanggal tua itu santai? Percayalah, dibandingkan hidup, kopi hitam itu adalah pelukan hangat di pagi hari.

Mereka bilang kopi tidak sehat. Katanya bikin jantung deg-degan. Padahal, apa yang lebih menyehatkan dari kejujuran? Kopi hitam tanpa gula adalah pengingat bahwa tidak semua yang pahit harus dihindari.

Kenapa saya suka minum kopi? Karena kopi adalah filosofi. Secangkir kecil kebijaksanaan dalam bentuk cair. Kopi tidak menyelesaikan masalah. Tapi, setidaknya, kopi membuat kita merasa cukup kuat untuk pura-pura tegar menghadapi hidup.

Coba minum kopi. Pahitnya akan mengajarkan Anda satu hal, kebahagiaan tidak datang dari gula. Itu datang dari keberanian untuk menghadapi rasa apa adanya. Sungguh, kalau hidup adalah warkop besar, kopi hitam adalah cangkir keberanian. Cheers!

#cemanawak