Puisi Esai Karyawan Tempo
HATIPENA.COM – Jika kami menerima kiriman kepala babi
dan kau sarankan untuk kami memasaknya
kami pun mulai mengerjakannya
diawali dengan membersihkannya
lalu merebusnya dan membumbuinya
dan setelah kami anggap cukup masak
di atas nampan kamu pun menyajikannya di atas meja
untuk disantap bersama
aroma bumbu penyedap itu menggoda
kepala babi yang kami masak siap untuk dilahap
kami siap untuk berpesta
kami pun mengambil
pisau ukuran besar
dengan sigap lalu mencincang dan
mencacah kepala babi
yang telah masak
untuk siap disantap
tiba-tiba seorang teman
di antara kami
dengan suara keras
berkata tunggu….. tunggu
sambil tangannya menunjuk ke atas nampan
di atas meja
ke arah kepala babi yang menggoda rasa
sang teman tadi melanjutkan bicara
kita tidak boleh
memakan kepala babi ini
dengan suara keras
dan dengan nada meninggi
kami semua kaget
dan serentak bertanya
kenapa…
kita sudah menerima kiriman kepala babi ini
dan memasaknya untuk
kita santap bersama
sang teman tadi
menjawab dengan suara
datar sambil mengarahkan
telunjuknya ke nampan
di atas meja di mana kepala
babi tersedia
kalian lihat
setelah aku cacah
bagian tempurung dari
kepala babi itu
otak di dalam
kepala babi itu
bertuliskan hasbi
dia melanjutkan bicaranya
jelas ini bukan
kepala babi
ini otak manusia
yang bernama Hasbi
yang terbungkus dalam
kepala babi
jadi kita kirimkan
saja kepala babi
ini kepada pemiliknya
karena dialah yang
lebih halal
untuk menyantapnya
kata temanku tadi
semua yang hadir
menganggukkan kepala tanda setuju
sambil bergumam
pantasan kita hanya
disuruh untuk memasaknya
tapi kita tidak
pernah disuruh
untuk memakannya (*)