Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Moral yang Ikut Terguling

March 16, 2025 13:17
IMG-20250316-WA0083

Penulis : Ririe Aiko

HATIPENA.COM – Pagi itu, Emak sudah siap tempur. Seragam anak rapi, bekal aman, motor menderu, dan wajah penuh tekad. Seperti biasa, tugas suci mengantar anak ke sekolah harus dijalankan tanpa cela. Tapi di tengah jalan, sesuatu mengalihkan perhatiannya.

Kerumunan besar. Suara ribut. Motor-motor diparkir asal. “Astaga! Ini pasti ada yang bagi-bagi THR!” pikir Emak, hatinya mendadak berdebar.

Dia menghentikan motor di pinggir jalan, berharap rezeki nomplok menyapanya. Namun, saat mendekat, pemandangan di depan membuatnya mengernyit. Bukan pejabat bagi-bagi amplop, bukan pula influencer nyebar duit demi konten. Yang ada hanya sebuah truk terguling dan ratusan telur bergelimpangan di aspal.

Tapi yang bikin lebih shock, bukannya menolong si sopir yang tampak lemas di pinggir jalan, warga justru sibuk berburu telur! Ada yang jongkok cepat mengumpulkan ke dalam kantong kresek, ada yang masukin telur ke dalam helm, ada pula yang santai ngelap telur dengan baju sebelum memasukkannya ke jok motor.

Emak melongo. “Ya Ampun Tuhan, empatinya di mana?”

Si sopir truk cuma bisa melihat dengan pasrah, tenaganya tak cukup kuat untuk menghalau pencurian massal.

Emak menepuk jidat. Pemandangan ini terlalu absurd. Tapi makin dipikir, makin masuk akal.

“Ah, pantes aja. Ini kan negeri di mana bantuan bencana kadang dikorupsi. Di mana dana kemanusiaan kadang disunat habis-habisan. Jadi, kalau pejabatnya aja begitu, ya warganya mungkin sekadar mengikuti teladan.”

Miris, memang. Apakah sebegitu miskinnya moral masyarakat sampai jika ada kesempatan untuk mengambil keuntungan, meski itu dari penderitaan orang lain, mereka berlomba adu cepat. Siapa cepat, dia dapat! Seolah semua hal harus ditakar dengan keuntungan yang berbau materi.

Harga telur itu tidak seberapa, semiskin apapun kita, seharusnya kita tidak mengambil apa yang bukan menjadi hak kita, apalagi dibalik musibah orang lain.

Pelajaran moral seperti itu adalah hal yang paling mendasar, yang diajarkan sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar. Tapi banyak orang-orang lupa bukan karena mereka tidak pernah belajar, tapi karena Nurani mereka mati oleh kerakusan.

“Mungkin rakyat negeri ini bukan sekadar butuh telur gratis,tapi juga butuh contoh pemimpin yang bisa menjadi Teladan” (*)

Sumber referensi:https://youtu.be/7nJ-5_vQt6M?si=KrhXSTU_tEajiZBZ