Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600 ------ Anda Bisa Mengirimkan Berita Peristiwa Seni Budaya Tanah Air. Kirim ke WhatsApp Redaksi Hatipena : 081217126600

Palungan Kasih di Malam Kudus

December 25, 2024 13:32
Salam Damai Natal dari Pusaran Paroki Santa Filomena, Mena (Foto: RD. Yudel Neno)
Salam Damai Natal dari Pusaran Paroki Santa Filomena, Mena (Foto: RD. Yudel Neno)

RD. Yudel Neno

MALAM itu, angin padang membawa cerita. Langit berselimut bintang, memandang sunyi ke bumi yang letih oleh luka dan kejahatan. Dunia menanti, tanpa sadar apa yang akan terjadi. Di sebuah Sudut Kecil di Betlehem, di antara dinginnya malam dan kegelapan jiwa manusia, sebuah Cahaya mulai bersinar.

Maria, Seorang Wanita muda dengan hati penuh iman, merasakan keajaiban di dalam tubuhnya. Janji Agung Sang Bapa kini bergetar di rahimnya. Yusuf, Suaminya, dengan tangan kasar pekerja kayu, melindungi Maria dalam keheningan doa. Mereka berjalan jauh, menelusuri jalan berbatu, mencari tempat untuk bernaung. Namun, pintu-pintu dunia tertutup rapat bagi mereka.

Akhirnya, di sebuah kandang sederhana, di antara jerami dan hewan yang bernafas hangat, lahirlah Sang Juru Selamat. Tangisan bayi memecah malam, menggetarkan semesta. Tangisan itu bukan tangisan biasa—itu adalah suara kasih. Kasih yang lahir dari Rahim Seorang Ibu, tetapi berasal dari hati Sang Bapa yang tak terhingga.

Malaikat-Malaikat turun dari Surga, membawa berita bagi Gembala-Gembala yang berjaga di padang. “Hari ini, di kota Daud, telah lahir bagi kamu seorang Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan.” Gembala-gembala itu bergegas, dengan langkah penuh kekaguman dan hati yang berdebar. Mereka menemukan Maria, Yusuf, dan Sang Bayi, yang terbaring dalam palungan.

Palungan itu sederhana, namun memancarkan keagungan. Jerami yang kasar menjadi tempat berbaring bagi Raja segala raja. Kehangatan hewan-hewan di sekitarnya menjadi saksi bisu bahwa kasih Sang Bapa melampaui batas-batas kebesaran duniawi.

Di kejauhan, tiga orang bijak dari Timur memulai perjalanan mereka, dipandu oleh bintang terang. Mereka membawa emas, kemenyan, dan mur, namun di hadapan bayi itu, mereka menyadari bahwa hadiah terbesar adalah diri-Nya sendiri. Sang Bapa telah memberi, bukan sekadar hadiah duniawi, tetapi hati-Nya dalam wujud manusia.

Malam itu menjadi saksi bisu kasih yang sempurna. Langit menyanyi, bumi berlutut, dan jiwa manusia mulai memahami: Sang Juru Selamat lahir bukan karena kita pantas, tetapi karena Sang Bapa mencintai tanpa syarat.

Dan begitulah, di tengah dunia yang gelap, kasih itu menyala terang, takkan padam. Palungan itu menjadi tahta kasih, bayi itu menjadi Raja kekal, dan malam itu menjadi awal dari kisah keselamatan yang abadi. ***

Salam Damai Natal. Mohon maaf lahir dan bathin.

(Dari Pusaran Paroki Santa Filomena Mena)