HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600 ------ HATIPENA.COM adalah portal sastra dan media untuk pengembangan literasi. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi melalui pesan whatsapp ke 0812 1712 6600

Pertanda

October 5, 2025 08:40
IMG_20251005_082859

Dwi Sutarjantono
Mind Programmer/ Sekretaris Satupena DKI Jakarta

HATIPENA.COM – Anda pernah nonton film Final Destination? Tentang kematian yang mengejar dan memberi pertanda bagi yang memperhatikan? Mari bicara soal pertanda.

Sering kali kita menganggap hal-hal kecil hanyalah kebetulan. Burung yang terbang rendah menjelang senja, asap dapur yang tak naik lurus ke langit, atau hewan peliharaan yang mendadak resah. Padahal, sejak lama leluhur kita percaya: alam selalu memberi isyarat. Burung terbang rendah kerap menandai hujan segera turun, asap yang melebar pertanda cuaca buruk, dan hewan yang gelisah sering mendahului bencana.

Kita menyebutnya mitos, kadang tahayul. Tetapi kenyataan ilmiahnya ada: tekanan udara, kelembapan, hingga pergerakan gempa memang lebih dahulu dirasakan oleh makhluk hidup lain. Pertanda itu kecil, sepele, namun jika jeli, ia menjadi alarm dini.

Pertanda semacam ini tak hanya milik alam. Bangsa pun punya “isyarat kecil” yang muncul lewat simbol. Baru-baru ini, dalam gladi kotor gladi kotor perayaan HUT Ke-80 TNI di Monas, Sang Merah Putih raksasa robek. Di Padangsidempuan, bendera sempat tersendat di tali hingga gagal berkibar sempurna. Di tempat lain, insiden serupa pernah viral. Secara teknis, mungkin hanya kelalaian atau kesalahan kecil. Namun, bukankah simbol negara yang terganggu sering menyimpan gema yang lebih dalam?

Merah Putih adalah penanda persatuan. Ketika ia robek, tersendat, atau tak berkibar dengan gagah, kita seperti diingatkan bahwa ada yang tak beres dalam rumah besar bernama Indonesia. Bisa jadi ini hanya peristiwa teknis, namun sebagai bangsa yang percaya pada tanda-tanda, kita juga bisa membacanya sebagai ajakan untuk bercermin: apakah persatuan kita benar-benar utuh? Apakah institusi yang menjaganya sudah cukup kokoh?

Dunia ini penuh pertanda. Alam berbicara lewat awan, binatang, dan angin. Negara berbicara lewat simbol-simbol kecil yang kadang kita abaikan. Pertanyaannya, bisakah bahkan beranikah kita (terutama pemimpin negeri ini) membaca isyarat itu dengan hati terbuka. Sebelum terlambat? (*)

Catatan: Artikel ini bisa jadi pertanda